Megadewa88 portal,Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) membantah keras tudingan yang menyebutkan adanya manipulasi terhadap data garis kemiskinan. Bantahan ini muncul di tengah spekulasi publik bahwa data tersebut sengaja disesuaikan untuk menciptakan citra positif bagi pemerintahan yang baru. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa lembaganya bekerja dengan standar yang ketat dan profesional, jauh dari intervensi politik.

Tudingan ini mengemuka setelah BPS merilis data yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan. Namun, beberapa pihak, termasuk sejumlah ekonom dan aktivis, mencurigai adanya ketidakwajaran dalam metodologi penghitungan, terutama terkait dengan nilai garis kemiskinan yang dianggap tidak sebanding dengan kondisi ekonomi riil masyarakat. Spekulasi ini semakin menguat di media sosial, di mana netizen mempertanyakan validitas data tersebut.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Lepas Karnaval HUT ke-80 RI, Dibuka Kemenag
Dalam penjelasannya, Amalia memaparkan bahwa BPS tidak pernah menurunkan nilai garis kemiskinan. Sebaliknya, angka tersebut justru mengalami kenaikan secara konsisten dari tahun ke tahun. Ia menjelaskan bahwa metodologi yang digunakan berpedoman pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), yang merupakan standar global dan telah teruji. Amalia juga menekankan pentingnya literasi statistik bagi masyarakat agar tidak salah dalam menafsirkan data, sebab banyak pihak yang hanya melihat angka tanpa memahami konteks dan metode di baliknya.
Ia menambahkan, interpretasi data kemiskinan tidak bisa hanya dilihat dari satu angka, melainkan perlu dipahami dalam konteks pengeluaran per rumah tangga. Sebagai contoh, pengeluaran rumah tangga di atas standar yang ditetapkan BPS belum tentu langsung menempatkan mereka dalam kategori kaya, melainkan bisa berada dalam rentang miskin yang rentan. Penjelasan ini diharapkan bisa meluruskan kesalahpahaman yang beredar dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap kredibilitas BPS sebagai lembaga statistik independen.

Tinggalkan Balasan