Megadewa88portal,Jakarta – Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Jakarta Timur, kembali menjadi sorotan pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. Ratusan warga bersama pengemudi ojek online (ojol) turun ke jalan, menutup akses di perempatan jalan Otista dan Otista III. Kondisi ini membuat lalu lintas dari arah Kampung Melayu menuju Cawang lumpuh total, bahkan banyak kendaraan terpaksa putar balik.

Aksi Demo Memanas di Jatinegara

Massa aksi tidak hanya memblokade jalan, tetapi juga membakar ban di tengah persimpangan. Beberapa orang terlihat menyalakan petasan dan kembang api, menambah panas suasana malam itu. Situasi ini membuat warga sekitar resah karena jalur utama yang biasa dilalui TransJakarta ikut terganggu.

Berdasarkan laporan Antara dan Liputan6, sejumlah fasilitas jalan seperti rambu dan lampu lalu lintas mengalami kerusakan akibat aksi tersebut. Bahkan, sempat terjadi insiden dramatis ketika seorang polisi lalu lintas di sandera oleh massa. Kejadian ini langsung mendapat perhatian publik karena di anggap melewati batas aksi protes.

TransJakarta Lumpuh, Aktivitas Warga Terganggu

Blokade jalan menyebabkan layanan TransJakarta tidak dapat beroperasi di jalur utama Jatinegara. Puluhan bus harus menghentikan perjalanan, sementara kendaraan pribadi ikut tertahan berjam-jam. Pedagang kaki lima di sekitar Otista juga mengaku rugi besar karena harus menghentikan aktivitas lebih awal.

Menurut laporan Bisnis.com, kondisi semakin kacau ketika massa melempari aparat dengan berbagai benda. Polisi akhirnya menurunkan tambahan personel untuk mengamankan lokasi dan membuka kembali jalur yang tertutup. Hingga dini hari, situasi berangsur kondusif setelah aparat berhasil membubarkan massa.

Baca juga : Polri Periksa 7 Brimob Terkait Sopir Rantis yang Lindas Ojol

Tuntutan dan Respon Aparat

Meski aksi berlangsung panas, massa mengaku turun ke jalan karena merasa aspirasinya di abaikan. Mereka menuntut perhatian pemerintah terkait kebijakan yang di anggap merugikan masyarakat kecil, khususnya para pengemudi ojek online. Aparat menyatakan tetap membuka ruang dialog, namun menegaskan bahwa tindakan anarkis tidak dapat di benarkan.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa penyampaian aspirasi harus dilakukan secara damai dan tertib, agar tidak merugikan banyak pihak. Jalan Otista sebagai jalur vital transportasi di Jakarta Timur seharusnya tetap aman demi kelancaran aktivitas warga setiap hari.