Megadewa88 portal,Jakarta – Bagi para pencinta kuliner, Indonesia adalah surga yang tak ada habisnya. Namun, di balik kelezatan rendang dan kehangatan soto, tersembunyi ragam hidangan yang menguji nyali. Lebih dari sekadar makanan, kuliner ekstrem ini adalah cerminan dari kearifan lokal, tradisi, dan keberanian masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Dari Sabang hingga Merauke, Megadewa88 mengulas 10 kuliner paling ekstrem yang siap menantang petualangan gastronomi Anda.
1. Paniki (Sulawesi Utara)

Paniki adalah olahan daging kelelawar yang menjadi hidangan favorit di Minahasa, Sulawesi Utara. Daging kelelawar, yang kaya akan protein, biasanya dimasak dengan santan kental dan bumbu-bumbu rempah yang kuat seperti cabai, serai, dan jahe, menghasilkan masakan pedas yang disebut rica-rica. Rasa gurih dengan sedikit sentuhan rempah, serta tekstur daging yang unik, membuat paniki menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
2. Ulat Sagu (Papua)

Bagi masyarakat Papua, ulat sagu bukanlah sekadar camilan, melainkan sumber protein hewani yang vital. Ulat gemuk berwarna putih kekuningan ini hidup di pohon sagu yang membusuk. Biasanya dimakan mentah-mentah, ulat sagu memiliki rasa yang mirip kacang dengan tekstur lembut di dalam dan sedikit kenyal di luar. Selain mentah, ulat sagu juga sering dibakar atau digoreng, menciptakan rasa yang lebih gurih.
3. Sate Ular (Jakarta dan Jawa Tengah)

Daging ular, khususnya ular kobra atau sanca, dipercaya memiliki khasiat obat-obatan, mulai dari menyembuhkan penyakit kulit hingga meningkatkan vitalitas. Daging ular dipotong kecil-kecil, ditusuk, dan dibakar seperti sate pada umumnya. Rasanya tidak jauh berbeda dengan daging ayam, namun teksturnya lebih liat. Sate ular sering disajikan dengan bumbu kacang atau kecap pedas.
4. Toke (Yogyakarta)
Di beberapa daerah, terutama di Yogyakarta, tokek menjadi salah satu hidangan yang dikonsumsi karena dipercaya dapat menyembuhkan penyakit asma dan masalah pernapasan lainnya. Hewan reptil ini biasanya digoreng kering dengan bumbu rempah sederhana, menghasilkan rasa yang renyah.
Baca Juga: Kopi Turki: Dari Budaya Kaya Hingga Ramalan Masa Depan
5. Tikus Bakar (Sulawesi Utara)

Jangan membayangkan tikus got, karena yang dikonsumsi adalah tikus hutan atau sawah yang bersih. Daging tikus hutan ini dibakar atau diolah menjadi rica-rica. Rasanya disebut-sebut mirip daging ayam. Bagi masyarakat Minahasa, tikus bakar adalah hidangan lezat yang sering disajikan dalam acara-acara khusus.
6. Sate Biawak (Jawa)

Daging biawak, seperti daging ular, juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Dagingnya yang kenyal dan berserat tinggi sering diolah menjadi sate. Rasanya mirip daging ayam, tetapi dengan tekstur yang lebih liat.
7. Laba-laba Goreng (Jawa)

Di beberapa daerah di Jawa, laba-laba jenis tarantula digoreng kering dan dijadikan camilan renyah. Rasanya gurih dan garing, dengan bagian dalam yang sedikit berminyak. Kudapan ini tidak hanya menguji nyali, tetapi juga memberikan pengalaman rasa yang tak biasa.
8. Kalajengking Goreng (Lombok)

Kalajengking goreng, yang sangat populer di Thailand, ternyata juga bisa ditemukan di Lombok. Sengatnya yang berbahaya dihilangkan sebelum digoreng. Setelah digoreng kering, rasanya menjadi renyah seperti keripik, namun dengan sensasi yang jauh lebih menantang.
9. Daging Anjing (Manado dan Solo)

Dikenal dengan sebutan RW (Rintek Wuuk) di Manado dan “sengsu” (tongseng asu) di Solo, daging anjing diolah dengan bumbu rempah yang kuat. Meskipun kontroversial, hidangan ini memiliki peminat tersendiri dan menjadi bagian dari budaya kuliner di beberapa komunitas.
10. Cacing Laut (Sumba)

Di Sumba, cacing laut (palolo) muncul sekali dalam setahun saat musim kawin. Masyarakat setempat mengumpulkan cacing ini dan mengolahnya menjadi hidangan lezat. Rasanya asin dan kaya rasa, mirip dengan udang atau kepiting, dan menjadi perayaan kuliner yang dinanti-nantikan.
Menjelajahi kuliner ekstrem ini bukan hanya soal makan, melainkan tentang menghargai keberagaman budaya dan tradisi yang ada di setiap sudut Indonesia. Megadewa88 mengajak Anda untuk berani mencoba pengalaman baru yang tak terlupakan.

Tinggalkan Balasan