Megadewa88 portal,JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya, KAI Commuter, mengumumkan langkah terobosan signifikan dalam upaya memperkuat rantai pasok dan mendukung mobilitas pelaku usaha mikro. Layanan anyar berupa kereta khusus petani dan pedagang dikonfirmasi akan segera beroperasi penuh, menandai babak baru optimalisasi sarana transportasi publik untuk segmen masyarakat yang selama ini bergantung pada moda darat dengan biaya yang relatif tinggi. Peluncuran layanan ini diprioritaskan pada jalur vital Merak hingga Rangkasbitung, yang menjadi koridor penting bagi pergerakan hasil bumi dan komoditas dagang di wilayah Banten.

Inisiatif pengoperasian kereta khusus ini merupakan respons konkret dari operator perkeretaapian terhadap kebutuhan mendesak para petani dan pedagang kecil. Selama ini, mereka kerap menghadapi kendala logistik yang meliputi biaya angkut yang mahal, keterbatasan ruang angkut pada kereta reguler, serta risiko kerusakan barang dagangan selama perjalanan. Dengan adanya layanan yang dirancang secara spesifik ini, diharapkan sektor pertanian dan perdagangan skala kecil dapat menikmati efisiensi waktu dan biaya yang substansial, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada stabilitas harga dan kesejahteraan ekonomi regional.

Modifikasi Desain Gerbong: Memaksimalkan Ruang Angkut dan Kenyamanan

Pengembangan kereta khusus petani dan pedagang ini tidak dilakukan secara serampangan, melainkan melalui serangkaian modifikasi teknis yang detail dan berorientasi pada fungsi. Kereta yang digunakan merupakan sarana Kereta Penumpang Kelas Ekonomi (K3) yang dimodifikasi secara khusus. Perubahan paling menonjol terletak pada tata letak interior gerbong.

Tempat duduk penumpang didesain ulang dengan dipasang sejajar di sisi kiri dan kanan badan kereta, berbeda dengan konfigurasi hadap-hadapan pada kereta ekonomi biasa. Desain ini menciptakan ruang tengah yang jauh lebih lapang dan fleksibel, berfungsi sebagai area vital untuk menempatkan keranjang, karung, atau peti berisi hasil panen dan barang dagangan. Selain itu, pintu kereta juga diperlebar secara khusus untuk memfasilitasi proses keluar masuknya barang bawaan yang seringkali berukuran besar dan membutuhkan penanganan cepat. KAI Commuter menegaskan bahwa seluruh fasilitas dan modifikasi yang diterapkan telah memenuhi standar pelayanan minimum serta menjamin aspek keselamatan sesuai regulasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

Skema Operasional dan Efisiensi Biaya Logistik

Layanan kereta khusus petani dan pedagang ini rencananya akan diintegrasikan dengan jadwal perjalanan Commuter Line Merak (atau dikenal juga sebagai KA Lokal Merak). Hal ini berarti, kereta khusus tersebut akan disatukan pada rangkaian Commuter Line eksisting, yang memungkinkan petani dan pedagang dapat memanfaatkan jadwal keberangkatan yang sudah terstruktur dan rutin. Diketahui, layanan ini akan mencakup 14 perjalanan pulang-pergi setiap harinya di lintas Merak–Rangkasbitung.

Terkait aspek pembiayaan, PT KAI berupaya keras agar tarif yang dikenakan dapat terjangkau oleh segmen masyarakat berpenghasilan rendah ini. Opsi untuk memasukkan operasional kereta ini ke dalam skema Subsidi Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation atau PSO) tengah dipertimbangkan secara intensif. Apabila skema subsidi pemerintah belum dapat terealisasi, operator telah menyiapkan alokasi dana dari program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung transportasi berkelanjutan dan berkeadilan. Penetapan tarif yang lebih murah dibandingkan menggunakan moda truk atau mobil pribadi diharapkan menjadi daya tarik utama yang dapat memperkuat rantai pasok lokal secara signifikan.

Peningkatan Rantai Pasok dan Peluang Ekonomi Regional

Peluncuran layanan ini dipandang bukan sekadar penambahan sarana transportasi, melainkan sebuah inisiatif ekonomi yang strategis. Dengan menyediakan akses logistik yang aman, terjangkau, dan terjamin keamanannya, kereta khusus petani dan pedagang ini berpotensi besar untuk:

  • Memangkas High Cost Economy: Mengurangi biaya logistik yang selama ini menjadi beban besar bagi petani dan pedagang, memungkinkan mereka mendapatkan margin keuntungan yang lebih sehat.
  • Meningkatkan Aksesibilitas Pasar: Mempercepat waktu tempuh pengiriman hasil bumi dari sentra produksi di Rangkasbitung menuju pasar-pasar utama, termasuk konektivitas lanjutan menuju area Jabodetabek.
  • Menjamin Kualitas Komoditas: Mengurangi risiko kerusakan hasil panen akibat perjalanan yang terlalu lama atau penanganan yang kurang memadai, sehingga kualitas barang yang sampai ke konsumen tetap optimal.

Baca Juga:Jeritan Kebutuhan: Indonesia Masih Impor Sapi, Jaminan Daging Belum Terwujud

Keseluruhan inovasi ini diharapkan menjadi model percontohan bagi pengembangan layanan perkeretaapian di wilayah lain yang juga memiliki potensi besar dalam pergerakan komoditas pertanian dan perdagangan rakyat. Kesiapan operasional dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk DJKA, terus dimatangkan guna memastikan layanan ini benar-benar menjadi solusi nyata bagi masyarakat.