Megadewa88 portal,Fenomena penggunaan Deksametason yang menyimpang dari prosedur medis kini menjadi perhatian serius di kalangan praktisi kesehatan dan otoritas farmasi. Sebagai obat golongan kortikosteroid yang memiliki potensi sangat kuat, Deksametason sering kali disalahpahami oleh masyarakat sebagai “obat ajaib” yang mampu memberikan kesembuhan instan untuk berbagai keluhan, mulai dari nyeri sendi, peradangan, hingga peningkatan nafsu makan. Namun, di balik efektivitasnya dalam meredam gejala secara cepat, tersimpan risiko kesehatan yang kompleks apabila dikonsumsi tanpa pengawasan ketat dari tenaga medis profesional, menciptakan sebuah jebakan ketergantungan biologis yang membahayakan.

Secara farmakologis, Deksametason bekerja dengan cara menekan sistem imun dan menghambat pelepasan zat-zat pemicu peradangan dalam tubuh. Karakteristik inilah yang sering kali disalahgunakan untuk mendapatkan efek euforia fisik jangka pendek, di mana rasa sakit seolah hilang seketika. Masalah mendasar muncul ketika individu menggunakan obat keras ini secara swamedikasi (self-medication) untuk tujuan yang tidak sesuai indikasi, seperti penambah berat badan atau penghilang lelah kronis. Penggunaan yang tidak terkontrol ini dapat memicu disfungsi pada kelenjar adrenal, sebuah kondisi di mana tubuh kehilangan kemampuan alami untuk memproduksi hormon kortisol akibat suplai hormon sintetik yang berlebihan dari luar.
Detail risiko jangka panjang dari salah kaprah penggunaan Deksametason mencakup spektrum komplikasi yang luas dan sistemik. Konsumsi rutin tanpa dosis yang presisi dapat menyebabkan timbulnya efek samping seperti Moon Face (pembengkakan wajah), pengeroposan tulang atau osteoporosis, peningkatan kadar gula darah yang memicu diabetes melitus, hingga gangguan lambung yang parah. Selain dampak fisik, penghentian penggunaan secara mendadak pasca-konsumsi dosis tinggi juga sangat berbahaya karena dapat memicu krisis adrenal yang berpotensi mengancam nyawa. Oleh karena itu, prosedur tapering off atau penurunan dosis secara bertahap wajib dilakukan di bawah supervisi klinis yang ketat.
Baca Juga:Balita dan Anak di Aceh Tamiang Konsumsi Mi Instan Berhari-hari
Edukasi mengenai klasifikasi Deksametason sebagai “Obat Keras” (bertanda lingkaran merah dengan huruf K) harus terus diperkuat guna memutus rantai distribusi ilegal dan penyalahgunaan di tingkat konsumen. Masyarakat perlu menyadari bahwa obat ini sejatinya diperuntukkan bagi kondisi medis berat seperti alergi akut, penyakit autoimun, atau manajemen peradangan pada kasus kritis, bukan untuk konsumsi harian yang bersifat simtomatik ringan. Penguatan regulasi di apotek dan pemahaman publik mengenai bahaya di balik efek instan menjadi kunci utama dalam mencegah eskalasi kerusakan organ yang permanen akibat salah kaprah penggunaan steroid ini.

Tinggalkan Balasan