Megadewa88portal,Jakarta – Keputusan Amerika Serikat mencabut visa Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menjadi salah satu sorotan diplomatik terbesar tahun ini. Langkah itu di ambil setelah Petro menyampaikan pernyataan kontroversial saat ikut dalam aksi pro-Palestina di New York. Dalam orasinya, ia menyerukan agar tentara AS membangkang perintah yang menurutnya tidak manusiawi. Pernyataan tersebut di anggap Washington berbahaya dan menyalahi norma internasional.

Departemen Luar Negeri AS menyebut tindakan Petro sebagai “reckless and incendiary”, atau sembrono dan memprovokasi. Pencabutan visa di umumkan secara resmi dan langsung menimbulkan gelombang reaksi di Kolombia maupun dunia internasional. Petro, setibanya di Bogotá, mengonfirmasi kabar tersebut dan balik mengkritik langkah AS. Ia menegaskan, kebijakan itu mencederai prinsip diplomasi serta menyerukan agar markas besar PBB di pindahkan dari Amerika jika negeri itu tidak mampu menjamin kebebasan bersuara.

Reaksi Dunia dan Dampaknya

Di Kolombia, sikap Petro justru banyak di dukung warganya. Banyak pihak menilai bahwa langkah Presiden merupakan bentuk keberanian menyuarakan solidaritas terhadap Palestina. Media lokal menyebut pencabutan visa ini berpotensi memperkeruh hubungan bilateral, terutama dalam bidang keamanan, perdagangan, dan kerja sama militer. Sementara itu, oposisi di Kolombia menilai Petro seharusnya lebih berhati-hati karena hubungan dengan AS masih sangat penting bagi stabilitas ekonomi.

Bagi AS, keputusan ini di anggap sebagai sinyal tegas bahwa mereka tidak akan mentoleransi ucapan yang mendorong pembangkangan terhadap militer. Washington menegaskan bahwa kebijakan luar negeri mereka tidak bisa diganggu oleh pernyataan yang dianggap provokatif. Namun, pengamat politik internasional menyebut, kasus ini bisa menjadi ujian serius dalam hubungan diplomatik modern, karena menyangkut keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan kepentingan negara.

Baca Juga : Beberapa negara sekitar RI bungkam soal genosida Israel

Ke depan, hubungan AS dan Kolombia mungkin akan memasuki fase penuh ketegangan. Apakah situasi ini akan berakhir pada mediasi diplomatik atau justru mengarah pada pendinginan kerja sama di berbagai sektor, masih harus dilihat. Yang jelas, pencabutan visa Petro sudah menjadi catatan penting dalam sejarah hubungan kedua negara dan membuka diskusi lebih luas mengenai batas diplomasi di panggung global.