Megadewa88portal,Jakarta – Pada 19 Oktober 2025, dunia di kejutkan oleh aksi perampokan berani di Museum Louvre, Paris. Sekelompok pencuri berhasil menyusup ke galeri dan menggondol delapan perhiasan bersejarah, termasuk tiara berlian milik Permaisuri Eugénie, dengan nilai total di perkirakan mencapai €88 juta atau sekitar $102 juta. Peristiwa ini menjadi sorotan global karena menimpa salah satu museum paling ikonik di dunia.

Tawaran Mengejutkan Bos Telegram
Pavel Durov, pendiri Telegram, ikut menanggapi peristiwa ini dengan komentar yang mengejutkan. Melalui akun media sosialnya, Durov menyatakan bahwa ia siap membeli perhiasan curian tersebut dan menyumbangkannya kembali ke Louvre. Namun ia menambahkan sindiran bahwa Louvre Abu Dhabi lebih aman di bandingkan Louvre Paris. Pernyataan ini menyoroti perbedaan standar keamanan antara kedua museum dan menjadi bahan perbincangan di kalangan internasional.
Durov menekankan bahwa sistem keamanan Louvre Paris lemah dan memerlukan peningkatan, sementara Louvre Abu Dhabi memiliki pengamanan modern yang ketat. Walau bernada sarkastik, komentar ini juga memicu diskusi serius tentang bagaimana museum-museum besar dunia melindungi koleksi bersejarah mereka dari pencurian dan risiko pasar gelap.
Langkah Durov ini menuai kontroversi. Beberapa pihak melihatnya sebagai kritik terhadap pemerintah Prancis, sementara yang lain menilai ini bisa di manfaatkan sebagai strategi publikitas. Terlepas dari pro dan kontra, tawaran ini menarik perhatian publik dan media internasional karena melibatkan tokoh teknologi terkenal dan isu seni yang bernilai miliaran.
Sementara itu, pemerintah Prancis langsung menanggapi insiden ini dengan serius. Presiden Emmanuel Macron dan pihak berwenang menjanjikan penyelidikan menyeluruh untuk mengembalikan perhiasan yang hilang dan menangkap pelaku. Lebih dari 60 penyelidik kini terlibat, dan kasus ini diduga terkait jaringan pasar gelap yang beroperasi lintas negara.
Baca Juga : Trump Peringatkan Hamas: Terima Gencatan atau Musnah
Peristiwa perampokan ini mengingatkan kita bahwa warisan budaya dunia tetap rentan meski berada di lokasi yang terkenal dan dilengkapi pengamanan canggih. Kasus ini juga memicu diskusi tentang keamanan museum di era modern dan peran teknologi dalam membantu pengawasan koleksi berharga.

1 Komentar