Megadewa88 portal,Di antara kekayaan gastronomi Nusantara, Provinsi Aceh menyumbangkan sebuah mahakarya kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan narasi panjang sejarah bahari dan kearifan lokal: Eungkot Keumamah. Hidangan ini merupakan simbol ketahanan pangan tradisional Aceh, sekaligus representasi rasa otentik yang telah diwariskan lintas generasi.

Secara harfiah, Eungkot Keumamah berarti “ikan yang sudah di-mamah” atau diolah sedemikian rupa. Hidangan ini berbahan dasar ikan tongkol atau ikan tuna yang telah melalui proses pengolahan yang unik, yakni direbus, dikeringkan, kemudian diiris tipis-tipis. Proses pengeringan dan pengasapan ini dahulu kala dilakukan untuk mengawetkan ikan, menjadikannya bekal logistik penting bagi para pejuang atavu pelaut Aceh di masa lampau. Tekstur ikan yang padat dan sedikit kenyal adalah hasil dari metode pengawetan tradisional ini.

Keistimewaan Eungkot Keumamah terletak pada bumbu kaya rempah yang digunakan saat memasak. Bumbu utamanya seringkali melibatkan asam sunti (belimbing wuluh yang dikeringkan), cabai, bawang, dan aneka rempah khas Aceh lainnya. Perpaduan bumbu ini menghasilkan cita rasa yang kompleks: gurih dari ikan, pedas yang membangkitkan selera, serta sentuhan asam yang segar, menciptakan kedalaman rasa yang sulit ditiru.

Baca Juga:Bakmi Salemba 43: Kelezatan Mie Karet dan Ayam Jamur yang Melegenda

Hingga hari ini, Eungkot Keumamah tetap menjadi hidangan yang sangat dihormati dan sering disajikan dalam acara-acara adat maupun santapan sehari-hari. Eksistensinya membuktikan bahwa warisan kuliner Aceh mampu bertahan, tidak hanya sebagai makanan pokok, tetapi juga sebagai penanda identitas budaya yang patut dibanggakan.