Megadewa88portal,Jakarta – Di jantung Jakarta Selatan, tersembunyi sebuah harta karun kuliner malam yang tak lekang oleh waktu. Inilah Gultik Blok M, singkatan dari Gulai Tikungan, yang berlokasi di tikungan Jalan Mahakam dan Bulungan, kawasan Blok M. Kuliner kaki lima sederhana ini telah menjadi ikon dan daya tarik utama bagi warga ibu kota. Gultik membuktikan bahwa cita rasa autentik selalu bertahan di tengah gempuran modernisasi.

Sejarah Gultik berakar kuat dari sekelompok pedagang yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka mulai menjajakan gulai sapi di kawasan Blok M pada akhir era 1980-an. Karena lokasi jualannya yang berada tepat di tikungan, pelanggan menjuluki hidangan ini Gulai Tikungan. Hingga kini, banyak pedagang Gultik yang merupakan generasi kedua, meneruskan warisan kuliner orang tua mereka.

Gultik menyajikan nasi putih hangat yang disiram kuah gulai sapi yang kaya akan rempah. Kuahnya bercita rasa gurih yang khas dan memiliki tekstur yang lebih encer. Ciri khas lain adalah porsinya yang mungil, atau “sak ithik” dalam bahasa Jawa. Porsi kecil ini justru menjadi daya tarik yang membuat pelanggan terus kembali dan membeli beberapa porsi.

Daya Pikat Porsi Mungil dan Vibe Kaki Lima

Daya tarik utama Gultik Blok M adalah harga yang sangat terjangkau, menjadikannya kuliner yang merakyat. Harga seporsi Gultik rata-rata berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000 pada tahun 2025. Harga yang ekonomis ini membuatnya disukai oleh pelajar hingga pekerja kantoran. Porsi kecilnya membuat Gultik ideal untuk mengganjal perut tanpa membuat terlalu kenyang.

Selain rasa gulainya, suasana makan di tempat menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman Gultik. Para pedagang berjejer di sepanjang trotoar, di terangi lampu dari gerobak dan payung warna-warni. Suasana kaki lima ini menciptakan vibe malam Jakarta yang hangat dan penuh nostalgia. Gultik biasanya mulai ramai sejak sore hingga menjelang dini hari.

Baca Juga : Invasi Sate Shaokao : Sensasi Pedas Numbing di Jakarta

Untuk pengalaman bersantap yang lebih lengkap, sehingga Gultik wajib ditemani dengan berbagai menu tambahan. Pelanggan bisa memilih sate jeroan, seperti sate telur puyuh atau usus, serta kerupuk renyah. Popularitas Gultik yang tak lekang oleh waktu menunjukkan bahwa ia adalah lebih dari sekadar makanan. Gultik adalah bagian dari sejarah dan budaya kuliner malam di Jakarta.