Megadewa88 portal, Sulawesi Selatan – Di tengah gempuran produk olahan susu modern, Keju Dangke tetap berdiri teguh sebagai representasi otentik rasa Nusantara yang berasal dari jantung Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Enrekang. Dangke bukanlah keju biasa; ia adalah warisan kuliner lokal yang memukau, menawarkan sensasi rasa dan tekstur unik yang membedakannya dari produk keju western pada umumnya. Kehadiran dangke di meja makan adalah penegasan kekayaan gastronomi Indonesia yang masih menyimpan banyak potensi eksotis untuk dieksplorasi.

Keunikan dangke terletak pada proses pembuatannya yang sangat tradisional dan bahan baku utamanya. Secara historis, keju ini dibuat dari susu kerbau segar, meskipun saat ini banyak produsen yang juga menggunakan susu sapi untuk menjamin pasokan yang stabil. Proses koagulasi atau penggumpalan susu tidak menggunakan rennet (rennin) seperti keju Eropa, melainkan memanfaatkan getah pepaya (papain) sebagai agen penggumpal alami. Metode kuno ini tidak hanya memberikan ciri khas rasa yang fresh dan sedikit asam, tetapi juga menegaskan kearifan lokal dalam pengolahan pangan.

Profil Rasa dan Tekstur yang Distinctive

Keunggulan utama Keju Dangke yang menarik perhatian para pecinta kuliner adalah profil sensorik yang khas:

  1. Tekstur yang Kenyal dan Lembap: Tidak seperti keju keras, dangke memiliki tekstur yang kenyal (chewy) dan padat, namun tetap lembap. Ketika dikunyah, ia memberikan sensasi seperti perpaduan antara keju mozzarella dan tahu sutra yang difermentasi ringan. Kepadatan ini membuatnya sangat cocok untuk dipotong tebal dan diolah lebih lanjut.
  2. Rasa Asam Susu yang Segar: Dominasi rasa dangke adalah asam susu yang lembut dan segar, dengan sedikit aroma milky yang kuat. Karena proses fermentasinya relatif singkat, rasanya tidak terlalu tajam atau menyengat, menjadikannya sangat mudah diterima oleh berbagai lidah. Rasa fresh ini menjadi pembeda signifikan dengan keju impor yang cenderung aged (matang).
  3. Bentuk dan Penyajian: Secara tradisional, dangke dicetak dalam cetakan tempurung kelapa sehingga menghasilkan bentuk bundar atau setengah bola yang khas. Di daerah asalnya, dangke sering dinikmati secara sederhana dengan cara digoreng dan disantap bersama nasi atau sebagai lauk pendamping sayuran. Proses penggorengan memberinya lapisan luar yang renyah dengan bagian dalam yang meleleh dan creamy, sebuah pengalaman kuliner modern berakar tradisi.

Potensi Pasar dan Masa Depan Dangke

Meskipun telah menjadi makanan pokok di Enrekang selama puluhan tahun, Keju Dangke kini mulai menapaki pasar nasional dan internasional sebagai produk specialty cheese Indonesia. Para pelaku UMKM lokal didukung untuk meningkatkan standar higienitas dan pengemasan agar produk ini mampu bertahan lebih lama dan didistribusikan lebih luas.

Baca Juga: Hogwarts: Tempat Makan Unik Bertema Mercusuar

Upaya ini bertujuan untuk mengangkat dangke dari sekadar produk lokal menjadi komoditas ekspor yang diakui. Keberhasilannya akan menjadi model sukses bagi produk pangan berbasis kearifan lokal lainnya. Dengan dukungan pemasaran yang tepat, Keju Dangke memiliki potensi besar untuk menjadi duta kuliner yang memperkenalkan rasa Nusantara yang kaya dan unik kepada dunia, mengukuhkan posisinya sebagai Hidden Gem gastronomi Indonesia.