Megadewa88 portal,Di tengah hiruk-pikuk metropolis yang terus bergerak, Jakarta—atau yang dikenal dengan nama aslinya Betawi—menyimpan warisan kuliner yang kaya makna dan cita rasa, salah satunya adalah dodol Betawi. Penganan manis nan legit ini bukan sekadar camilan tradisional, melainkan sebuah artefak budaya yang tak terpisahkan dari setiap perayaan dan ritual penting masyarakat asli Ibu Kota, mulai dari hajatan hingga Hari Raya Idulfitri.

Dodol Betawi, dengan teksturnya yang empuk, lembut, namun lengket, telah lama menjadi simbol kebersamaan, gotong royong, dan persaudaraan bagi masyarakat Betawi. Filosofi mendalam ini tertanam kuat dalam proses pembuatannya yang unik dan memerlukan dedikasi waktu serta tenaga kolektif.
Proses Panjang yang Menguji Kesabaran
Proses pembuatan dodol Betawi adalah sebuah ritual yang menuntut ketekunan dan ketelitian tingkat tinggi, memakan waktu hingga delapan jam non-stop. Bahan-bahan baku utamanya mencakup tepung beras ketan (baik ketan putih maupun ketan hitam), gula merah atau gula kelapa, dan santan kelapa murni.
Tahapan krusialnya terletak pada proses pengadukan. Adonan kental yang ditempatkan di dalam kenceng atau wajan besar harus terus diaduk di atas tungku kayu bakar selama enam hingga tujuh jam tanpa henti. Aktivitas fisik yang melelahkan ini secara tradisional dilakukan secara bergantian oleh para lelaki, sementara para perempuan sibuk mempersiapkan bahan baku seperti memarut kelapa dan menumbuk ketan. Tradisi kerja sama ini menunjukkan betapa dodol bukan sekadar hasil akhir, melainkan perwujudan gotong royong komunitas.
Varian Rasa dan Pelestarian Warisan Kuliner
Seiring perkembangan zaman, dodol Betawi telah mengalami diversifikasi rasa tanpa menghilangkan esensi aslinya. Produsen-produsen legendaris, seperti usaha turun-temurun di kawasan Pejaten atau Setu Babakan yang dijuluki ‘Kampung Dodol’, kini menawarkan varian orisinal (ketan putih), ketan hitam, wijen, hingga durian.
Meskipun demikian, kudapan manis berwarna cokelat gelap ini menghadapi tantangan besar dari gempuran kuliner modern. Dodol Betawi kerap kali hanya mudah ditemukan pada momen-momen tertentu, seperti menjelang Hari Raya Lebaran—di mana permintaan melonjak drastis sebagai kue silaturahmi—atau saat perayaan hari jadi Kota Jakarta.
Baca Juga: Bakmi 17 Cap Cit: Nikmatnya Bakmi Legendaris di Tepi Lapangan Basket Pluit
Oleh karena itu, upaya pelestarian terus digalakkan. Beberapa pihak, termasuk produsen lokal dan aktivis budaya, mendorong inovasi kemasan dan pemasaran agar dodol Betawi dapat lebih dikenal oleh generasi milenial dan memperkuat citranya sebagai ikon kekayaan warisan kuliner yang harus terus dipertahankan di tengah derasnya arus globalisasi rasa. Dodol Betawi, dengan kelegitan rasanya yang khas, adalah pengingat manis akan akar budaya Ibu Kota yang lestari.

1 Komentar