Megadewa88 portal,, Jakarta — Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2025 diperkirakan akan melampaui angka 5%, namun hal ini hanya berlaku untuk wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua). Sementara wilayah lain belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan signifikan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM) Bank Indonesia, Firman Mochtar, dalam konferensi pers yang digelar di kantor pusat BI, Kamis (24/7/2025).

Masa Depan Ekonomi Indonesia setelah 79 Tahun Merdeka - klikmu

“Kami juga melakukan analisis spasial yang menunjukkan bahwa daerah-daerah di Sulampua masih mampu mencatat pertumbuhan di atas 5%,” ujarnya.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp16.375: Sinyal Positif di Pagi Hari

Pada kuartal I tahun 2025, wilayah Sulawesi mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 6,40% secara tahunan (year on year/YoY), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 4,87%.

Untuk kuartal II tahun ini, Firman memprediksi pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh investasi nonbangunan, khususnya di sektor transportasi. Selain itu, ekspor juga masih menunjukkan performa yang baik, didorong oleh komoditas alam dan produk manufaktur.

Namun, konsumsi rumah tangga yang biasanya menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi masih dianggap perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini tercermin dari melambatnya penjualan eceran.

Indeks Penjualan Riil (IPR) menunjukkan tren penurunan pada April dan Mei 2025, masing-masing turun dari 248,3 pada Maret menjadi 235,5 dan 232,4 poin.

Secara sektoral, Firman mengamati bahwa sektor pertanian pada kuartal II/2025 tetap tumbuh positif, berkat dukungan subsektor perkebunan dan program pemerintah. Namun, sektor utama lain seperti industri pengolahan serta akomodasi dan makanan/minuman belum menunjukkan performa yang kuat.

Secara keseluruhan, Firman menegaskan bahwa Bank Indonesia menyadari perlunya dorongan lanjutan bagi perekonomian Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang diperkirakan melemah. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 hanya mencapai sekitar 3%.

Baca Juga: Hitung Mundur Tarif Trump: Pengusaha RI Minta Sederet Stimulus

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di kisaran 4,6% hingga 5,4%, yang berarti masih ada peluang untuk mencapai lebih dari 5%, sesuai target pemerintah.

Pada paruh kedua tahun ini, Firman menegaskan bahwa berbagai komponen Produk Domestik Bruto (PDB) akan terus mendapat dorongan. Dia optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di semester II akan lebih baik dibandingkan semester pertama.

Dorongan ini tidak hanya berasal dari stimulus fiskal pemerintah, tetapi juga dari belanja pemerintah yang biasanya meningkat pada semester kedua.

Selain itu, kebijakan pelonggaran yang diambil Bank Indonesia, baik dari sisi moneter maupun makroprudensial, diharapkan dapat semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi pada semester II/2025.

Meski demikian, Firman belum mau memprediksi angka resmi pertumbuhan kuartal II yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Agustus 2025 mendatang.

“Kita tunggu saja tanggalnya, tinggal beberapa hari lagi. Yang terpenting adalah kita terus berupaya mendorong ekonomi,” tutup Firman.