Megadewa88portal,Jakarta – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini menekankan pentingnya strategi besar untuk membawa karya sastra Indonesia ke panggung dunia. Menurutnya, sastra tidak hanya sekadar karya tulis, tetapi juga alat diplomasi budaya yang mampu memperkenalkan identitas bangsa secara lebih luas. Melalui diplomasi sastra, Indonesia bisa menyampaikan nilai, pemikiran, dan kearifan lokal kepada dunia internasional.

Salah satu langkah yang kini tengah digencarkan adalah peluncuran Laboratorium Penerjemah Sastra dan Laboratorium Promotor Sastra. Dua program ini menjadi pondasi penting untuk memperkuat ekosistem literasi nasional dan memberikan ruang yang lebih besar bagi penulis serta penerjemah lokal. Harapannya, karya sastra Indonesia tidak hanya berhenti di rak buku dalam negeri, tetapi juga hadir di pasar global.
Laboratorium Sastra Jadi Jembatan Dunia
Laboratorium Penerjemah Sastra hadir untuk menyiapkan generasi penerjemah baru yang andal dalam menerjemahkan karya ke berbagai bahasa dunia. Penerjemahan ini penting karena masih banyak karya besar Indonesia yang belum di kenal luas akibat kendala bahasa. Dengan adanya penerjemah terlatih, novel, puisi, hingga esai dari penulis lokal bisa lebih mudah menembus pembaca internasional.
Sementara itu, Laboratorium Promotor Sastra berfungsi sebagai pusat pembinaan bagi para promotor buku agar mampu menjual dan memasarkan karya Indonesia ke ajang internasional. Mereka di bekali dengan pengetahuan soal kontrak hak cipta, jaringan penerbit global, hingga strategi promosi kreatif. Dengan dukungan promotor, karya sastra Indonesia berpeluang besar untuk tampil di festival sastra dan pameran buku internasional.
Program ini juga selaras dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya. Yang di rancang untuk menjaring dan membina talenta di bidang sastra. Melalui MTN, Indonesia berambisi melahirkan lebih banyak penulis, penerjemah, dan promotor yang mampu membawa nama bangsa di tingkat dunia. Bahkan, ajang seperti Indonesia International Book Fair (IIBF) disebut Menbud sebagai sarana penting untuk diplomasi budaya, bukan sekadar perdagangan buku semata.
Baca Juga : Kejagung akui lambat dakwa 9 tersangka kasus minyak
Dengan berbagai langkah strategis ini, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menempatkan sastra sebagai bagian penting dari diplomasi budaya. Harapannya, karya sastra Indonesia bisa lebih di hargai, di baca, dan di apresiasi di kancah global. Inisiatif ini bukan hanya soal promosi karya, melainkan juga upaya menjaga jati diri bangsa agar tetap relevan di tengah derasnya arus globalisasi.

 
 
									 
									 
									 
									 
									 
									 
Tinggalkan Balasan