Megadewa88portal,Jakarta – Presiden Prabowo Subianto kembali melontarkan pernyataan keras terkait kebijakan pangan nasional. Dalam pidato peresmian Stasiun Tanah Abang yang baru, Selasa (4/11/2025), Prabowo menyentil para pakar. Ia secara terbuka mengkritik pihak-pihak yang masih menganjurkan Indonesia bergantung pada impor pangan. Seruan ini menunjukkan komitmen penuh pemerintahannya terhadap kedaulatan pangan.

Prabowo menegaskan bahwa isu pangan adalah hal yang paling strategis bagi kemerdekaan sebuah negara. Ia menekankan bahwa tidak ada bangsa yang dapat berdiri tegak jika pangannya masih di kendalikan negara lain. Presiden menilai gagasan ketergantungan impor pangan sebagai suatu “pikiran yang sesat” atau konyol. Pernyataan ini menjadi warning keras bagi siapa saja yang masih pro impor.

Fokus utama pemerintahannya di tahun pertama adalah menjamin ketersediaan pangan secara mandiri. Kritikan tajam ini di tujukan kepada para akademisi dan think tank yang meragukan kemampuan produksi pangan lokal. Prabowo meminta semua pihak untuk mendukung penuh upaya pencapaian swasembada nasional.

Tantangan Besar di Balik Target Swasembada Pangan Indonesia

Prabowo berulang kali menyatakan bahwa kedaulatan pangan adalah harga mati dan tidak dapat di tawar. Komitmen ini sejalan dengan program strategis pemerintah untuk menghentikan impor komoditas pangan. Target ambisius seperti swasembada beras, jagung, dan garam di prediksi tercapai pada akhir tahun 2025. Pemerintah optimistis swasembada pangan akan terjadi lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

Optimisme ini didukung oleh data terbaru dari Kementerian Pertanian dan BPS. Produksi beras nasional hingga November 2025 diproyeksikan mencapai 33,1 juta ton. Angka ini menunjukkan kenaikan produksi yang signifikan sebesar 4 juta ton dibandingkan periode tahun sebelumnya. FAO bahkan memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan kenaikan produksi pangan tertinggi di dunia.

Baca Juga : Mengatasi Kepadatan: PT Kereta Api Indonesia Siapkan 23 Rangkaian KRL Baru Tahun 2025

Meskipun demikian, target ambisius ini juga di bayangi oleh tantangan yang tidak ringan. Masalah struktural seperti alih fungsi lahan pertanian dan perubahan iklim ekstrem masih menjadi ancaman serius. Beberapa pakar tetap meragukan kecepatan target swasembada tersebut karena isu irigasi dan manajemen pascapanen. Presiden Prabowo pun meminta semua jajaran kabinet untuk fokus bekerja demi mewujudkan kemandirian pangan.