Megadewa88portal,Jakarta – Isu mengenai potensi Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi “kota hantu” sedang hangat diperbincangkan publik. Kekhawatiran ini muncul setelah media internasional, seperti The Guardian, menyoroti kondisi IKN yang masih terbilang sepi. Meskipun banyak gedung pemerintahan telah berdiri megah di tengah Kalimantan, jalanan di sana masih lengang. Hal ini memunculkan keraguan besar terkait masa depan proyek ambisius ini.

Sorotan utama media asing adalah dugaan penurunan pendanaan negara untuk IKN di era pemerintahan baru. Mereka mencatat adanya alokasi anggaran yang anjlok secara signifikan. Presiden juga di laporkan telah menetapkan Nusantara sebagai “ibu kota politik” pada pertengahan tahun 2025. Peristiwa ini di persepsikan sebagai sinyal melambatnya komitmen proyek.

Kondisi sepi di IKN saat ini sangat kontras dengan target awal populasi yang ambisius. Hingga kini, hanya sekitar 10.000 orang (ASN dan pekerja konstruksi) yang tercatat tinggal di kawasan tersebut. Jumlah ini jauh dari target jutaan penduduk yang di harapkan bermigrasi ke IKN dalam beberapa tahun ke depan. Kesenjangan antara infrastruktur yang ada dan minimnya penghuni inilah yang memicu narasi kota hantu.

Progres Pembangunan dan Komitmen Kuat Pemerintah Indonesia

Otorita IKN (OIKN) segera memberikan bantahan tegas terhadap narasi negatif dari media asing. Mereka mengklaim bahwa pemberitaan tersebut mengandung kekeliruan dan tidak menggambarkan kondisi nyata. Komitmen politik dan dukungan anggaran IKN di nilai kuat dan tidak ada keraguan sama sekali. Dana pembangunan tahap II IKN sebesar Rp48,8 triliun di pastikan aman dan tersedia.

Progres fisik di IKN terus menunjukkan kemajuan, meliputi pembangunan istana, gedung-gedung kementerian, dan infrastruktur dasar. Kontrak pembangunan kompleks legislatif dan yudikatif direncanakan akan ditandatangani pada November 2025. Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan IKN secara struktural masih berada pada jalurnya. Pemindahan gelombang pertama ASN juga diagendakan pada akhir tahun 2025.

Baca Juga : Tangsel Hujan Es: Mengurai Misteri Fenomena Hujan Badai yang Mengejutkan

Namun, OIKN mengakui tantangan terbesar adalah menarik investasi swasta dan menciptakan ekosistem kota yang hidup. Solusi jangka panjang memerlukan lebih dari sekadar bangunan fisik, tetapi juga penanganan isu sosial dan lingkungan. Kekhawatiran masyarakat adat terkait air bersih dan kompensasi lahan harus menjadi prioritas. IKN harus dipandang sebagai proyek jangka panjang untuk masa depan Indonesia, bukan sekadar proyek politik.