Megadewa88portal,Jakarta – Penerbangan AirAsia X (D7 506) dari Kuala Lumpur menuju Seoul pada 13 Agustus 2025 mengalami kejadian tak terduga saat tiba di bandara yang salah, yakni Gimpo, bukan tujuan asli, Incheon. Perubahan pendaratan ini membuat penumpang dan kru pesawat kaget. Pesawat mendarat sekitar pukul 20.08 waktu setempat, sedangkan pendaratan di Incheon semula dijadwalkan pukul 19.50.

Penumpang melaporkan kebingungan saat kapten mengumumkan mereka telah tiba di Incheon. Namun kenyataannya mereka berada di Gimpo. Kabin pun sempat hening karena semua orang tercengang. Beberapa kru bahkan tampak bingung menyesuaikan koordinasi dan memberi informasi kepada penumpang.

Kejadian, Penjelasan, dan Tindakan AirAsia

AirAsia menjelaskan bahwa pendaratan di Gimpo merupakan diversi yang di rencanakan karena kondisi cuaca buruk dan kepadatan lalu lintas udara di Incheon. Tujuan utamanya adalah refuelling agar pesawat bisa melanjutkan perjalanan dengan aman. Setelah jeda sekitar dua jam, pesawat akhirnya melanjutkan perjalanan dan mendarat di Incheon.

Selama menunggu, penumpang mengeluhkan fasilitas yang minim. Tidak tersedia cukup air atau makanan, dan penjelasan yang di berikan kepada penumpang terasa kurang lengkap. Situasi ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang jelas dan cepat dalam kondisi tak terduga.

AirAsia menegaskan keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama. Mereka juga berencana mengevaluasi prosedur komunikasi internal di pesawat agar kejadian serupa tidak terulang. Sebagai bentuk kompensasi, AirAsia menawarkan voucher perjalanan kepada penumpang terdampak.

Baca juga : China Gelar Pesta Olahraga Robot Humanoid Pertama di Dunia

Meski sempat menimbulkan kepanikan, seluruh penumpang akhirnya tiba dengan selamat di Incheon. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia penerbangan, fleksibilitas dan koordinasi yang baik sangat penting.

Kejadian ini juga memicu diskusi luas mengenai manajemen lalu lintas udara, kesiapan kru, dan prosedur darurat di maskapai internasional. Penumpang di harapkan lebih memahami bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama maskapai.