Megadewa88 portal,Jakarta – Dinamika politik nasional kembali memanas menyusul pernyataan keras yang dilontarkan oleh Partai Buruh terhadap figur Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Kritik ini secara spesifik menyoroti aspek komunikasi politik dan respons publik yang dilakukan oleh sang tokoh. Pernyataan tersebut, yang dirilis pada Senin, 13 Oktober 2025, menggarisbawahi adanya ketidakpuasan signifikan di kalangan serikat pekerja dan aktivis buruh terhadap cara Prabowo dan timnya berinteraksi dengan isu-isu sensitif yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
Reaksi tajam dari Partai Buruh ini dipandang sebagai upaya mereka untuk mengambil posisi oposisi yang lebih tegas, terutama menjelang tahun-tahun politik mendatang. Kritik ini bukan hanya sekadar keluhan taktis, tetapi juga menuntut perbaikan mendasar dalam strategi komunikasi yang diterapkan oleh tokoh politik senior tersebut.
Akar Masalah: Kesalahan Respons dan Jarak dengan Rakyat
Menurut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Buruh, kritik terhadap komunikasi Prabowo Subianto berakar pada beberapa insiden publik yang dinilai misleading atau tidak responsif terhadap sentimen akar rumput. Salah satu poin utama yang disoroti adalah kurangnya kepekaan dalam menanggapi isu-isu ekonomi makro yang berdampak langsung pada daya beli dan lapangan kerja.
- Gaya Bahasa yang Dinilai Kaku: Partai Buruh menilai bahwa gaya komunikasi yang sering ditampilkan oleh Prabowo cenderung terlalu formal dan militeristik, menciptakan jarak psikologis dengan konstituen yang lebih luas, terutama kalangan buruh dan pekerja informal yang membutuhkan bahasa yang lebih merangkul dan empatian.
- Minimnya Engagement Isu Rakyat: Kritik dialamatkan karena Prabowo dianggap kurang proaktif dalam mengambil sikap atau memberikan solusi real time terhadap isu-isu krusial seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, upah minimum, atau reformasi jaminan sosial. Ketiadaan komunikasi yang jelas ini menimbulkan persepsi bahwa sang tokoh kurang peduli terhadap kesulitan sehari-hari rakyat jelata.
- Respons yang Terlambat atau Ambigu: Beberapa pernyataan publik Prabowo terkait kebijakan strategis kerap dinilai terlambat atau mengandung ambiguitas, yang pada akhirnya justru memicu interpretasi ganda dan menciptakan kebingungan di masyarakat, alih-alih memberikan ketenangan atau kepastian.
Tuntutan Partai Buruh: Membangun Komunikasi yang Inklusif
Dalam rilis resminya, Partai Buruh menuntut adanya perbaikan drastis dalam strategi komunikasi Prabowo Subianto. Tuntutan tersebut fokus pada aspek inklusivitas dan transparansi:
- Pola Komunikasi yang Humanis: Perlunya transisi dari komunikasi top-down yang bersifat instruktif menjadi pola yang lebih humanis dan mendengarkan aspirasi dari bawah (bottom-up), khususnya melibatkan dialog terbuka dengan serikat buruh dan organisasi masyarakat sipil.
- Kecepatan dan Kejelasan Informasi: Partai Buruh mendesak agar tim Prabowo dapat menyajikan informasi kebijakan dengan lebih cepat, lugas, dan terperinci, sehingga dapat meminimalisir ruang bagi spekulasi dan disinformasi.
- Fokus pada Isu Kesejahteraan: Agar citra publiknya membaik, Prabowo disarankan untuk lebih memfokuskan komunikasi publiknya pada isu-isu kesejahteraan, ekonomi rakyat, dan keadilan sosial, yang merupakan concern utama Partai Buruh.
Implikasi Politik Jangka Pendek
Kritik dari Partai Buruh ini memiliki implikasi signifikan dalam lanskap politik saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa narasi politik Prabowo Subianto—terlepas dari jabatan menterinya—sedang diawasi ketat oleh kekuatan politik buruh.
Baca Juga: Kabinet Prabowo Membesar, Efisiensi di Ujung Tanduk?
Tindakan ini juga dapat dilihat sebagai upaya Partai Buruh untuk memposisikan diri sebagai penyeimbang kekuatan politik di parlemen dan sebagai representasi tegas suara pekerja. Kegagalan Prabowo dalam merespons atau memperbaiki masalah komunikasi ini berpotensi merugikan dukungan elektoralnya di segmen pekerja, sebuah basis massa yang sangat diincar oleh setiap kontestan politik. Oleh karena itu, kritik ini merupakan alarm keras bagi tim Prabowo untuk segera merumuskan ulang strategi komunikasi publiknya.
Tinggalkan Balasan