Megadewa88portal,Jakarta – Laporan terkini menyebutkan bahwa Israel melancarkan tiga serangan udara ke Jalur Gaza. Serangan ini terjadi di tengah kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya menciptakan ketenangan. Kejadian ini langsung meningkatkan kekhawatiran global akan kemungkinan eskalasi konflik. Tiga serangan tersebut di laporkan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di sebut telah memberi perintah militer untuk melancarkan serangan. Pihak Israel mengklaim serangan ini sebagai tanggapan atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh faksi Hamas. Israel menuduh Hamas menghalangi pembebasan sandera dan tidak menepati janji.

Saksi mata di Gaza segera melaporkan mendengar ledakan yang sangat dahsyat di beberapa lokasi. Serangan itu menimbulkan kepanikan luar biasa di kalangan warga sipil yang padat di sana. Sebuah rudal dilaporkan jatuh dekat rumah sakit, menambah kekacauan. Kerusakan pada infrastruktur dipastikan parah, namun laporan korban masih diverifikasi.

Gencatan Senjata di Ujung Tanduk dan Penderitaan Sipil Gaza

Insiden serangan ini sekali lagi membuat perjanjian gencatan senjata berada di posisi yang sangat rapuh. Kedua pihak yang berkonflik, Israel dan Hamas, saling melempar tuduhan sebagai pelanggar. Hamas menuduh Israel mengabaikan komitmen untuk membuka penuh akses bantuan kemanusiaan.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel menuduh Hamas melakukan pelanggaran serius terkait sandera yang di tahan. Israel menuduh adanya kebohongan mengenai lokasi pasti sandera yang tersisa. Aksi saling tuduh ini mempersulit upaya diplomatik untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.

Baca Juga : Paul Biya Menang untuk Kedelapan Kalinya

Kekerasan yang kembali terjadi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang memilukan di Gaza. PBB mencatat bahwa 61 juta ton puing reruntuhan menimbun wilayah Gaza. Jutaan warga sipil kini sangat rentan, sepenuhnya bergantung pada pasokan bantuan vital. Israel juga di laporkan masih membatasi masuknya pasokan penting seperti obat-obatan dan makanan.

Kondisi genting ini menggarisbawahi tantangan besar dalam mencapai perdamaian jangka panjang. Komunitas internasional dituntut untuk segera bertindak meredakan ketegangan. Perlindungan warga sipil dan jaminan masuknya bantuan darurat harus menjadi prioritas utama.