Megadewa88portal,Jakarta – Pernikahan adat Jawa dikenal kaya dengan simbol dan makna filosofis yang mendalam. Salah satu prosesi menarik adalah tradisi udik udik, yaitu ritual melemparkan uang logam bercampur bunga dan beras kuning kepada para tamu undangan. Tradisi ini biasanya di lakukan setelah akad nikah atau saat resepsi berlangsung.

Filosofi dan Makna Udik Udik

Udik udik bukan sekadar seremoni, melainkan simbol berbagi rezeki dan doa agar pasangan pengantin hidup sejahtera. Masyarakat percaya, semakin banyak uang yang di lemparkan, maka semakin besar pula berkah yang akan di terima pengantin. Selain itu, prosesi ini juga menggambarkan harapan agar rezeki pengantin kelak selalu mengalir deras dan tidak pernah terputus.

Beras kuning dalam udik udik melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. Sementara bunga yang ikut di taburkan bermakna keharuman hidup rumah tangga yang di harapkan selalu harmonis. Kehadiran uang logam menjadi wujud nyata berbagi kebahagiaan dengan para tamu, terutama anak-anak yang riang saat berebut udik udik.

Tradisi ini umumnya masih di jalankan di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa keluarga modern tetap melestarikannya meskipun dalam bentuk yang lebih sederhana. Hal ini menjadi bukti bahwa adat Jawa tidak hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial.

Baca Juga : Ivan Gunawan Serahkan Kasus Bajakan Hijab ke Jalan Allah SWT

Menurut data dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, prosesi pernikahan adat Jawa masih menjadi salah satu warisan budaya tak benda yang paling banyak dipraktikkan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur dalam tradisi pernikahan Jawa tetap relevan di era modern.

Melestarikan tradisi udik udik berarti menjaga identitas budaya sekaligus mengajarkan generasi muda untuk selalu berbagi. Nilai gotong royong, kebahagiaan bersama, serta doa yang terkandung dalam tradisi ini menjadi alasan mengapa udik udik terus bertahan hingga kini.