Megadewa88portal,Jakarta – Indonesia menghadapi tantangan serius terkait swasembada daging, karena negara ini masih sangat bergantung pada impor sapi. Menteri Pertanian (Mentan) baru-baru ini menyampaikan bahwa sekitar 30% hingga 40% kebutuhan daging sapi nasional di penuhi dari luar negeri. Ketergantungan impor yang tinggi ini menjadi indikasi defisit produksi lokal yang terus membayangi. Hal ini menimbulkan dilema antara stabilitas harga konsumen dan perlindungan peternak lokal.

Pada tahun 2025, realisasi impor sapi hidup (bakalan) telah mencapai angka yang signifikan, melebihi ratusan ribu ekor. Data hingga pertengahan tahun 2025 menunjukkan impor sapi pedaging telah melampaui 231.000 ekor. Kebijakan impor besar-besaran ini di ambil untuk memastikan pasokan daging mencukupi. Tujuannya agar harga stabil, terutama saat musim-musim permintaan tinggi seperti Hari Raya Besar.

Defisit pasokan ini timbul dari ketidakmampuan populasi sapi lokal mengimbangi peningkatan konsumsi daging. Rata-rata konsumsi daging per kapita di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Di tambah lagi, mayoritas peternakan di Indonesia masih berskala kecil. Mereka juga sering kali menghadapi kendala dalam integrasi ke rantai pasok yang modern dan efisien.

Strategi Pemerintah: Menyeimbangkan Kebutuhan Impor dan Swasembada Lokal

Pemerintah berupaya keras menekan ketergantungan impor melalui strategi yang lebih terfokus. Strategi utama adalah membatasi impor daging beku siap konsumsi. Pemerintah justru memprioritaskan impor sapi bakalan dan sapi indukan (bibit) untuk di gemukkan di dalam negeri. Langkah ini bertujuan memberikan nilai tambah ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi peternak lokal.

Sapi bakalan yang diimpor akan dipelihara dan digemukkan oleh feedloter sebelum dipotong. Selain itu, impor sapi indukan bertujuan meningkatkan populasi sapi perah dan potong domestik. Target impor jutaan ekor sapi indukan telah dicanangkan hingga tahun 2029 untuk mendukung program strategis nasional. Peningkatan populasi lokal adalah kunci jangka panjang untuk mencapai swasembada.

Baca Juga : Prospek Cerah Bisnis Laundry: Solusi Praktis di Tengah Gaya Hidup Sibuk

Kementan juga telah menyiapkan berbagai program intervensi untuk meningkatkan produktivitas. Program tersebut mencakup penguatan bank pakan hingga penegakan aturan larangan pemotongan sapi betina produktif. Semua upaya ini dilakukan untuk mempercepat peningkatan produksi daging. Tujuannya jelas, yaitu menekan persentase impor daging yang kini masih berada di level 30% hingga 40% dari total kebutuhan.