Megadewa88portal,Jakarta – Para sopir truk di berbagai daerah mulai mengibarkan bendera One Piece sebagai bentuk protes sosial. Aksi ini ramai terlihat menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80. Banyak warganet pun ikut menyoroti fenomena unik ini di media sosial.

Simbol bajak laut fiksi dari anime populer itu dianggap mewakili perasaan kecewa para sopir. Mereka merasa tidak didengar oleh pemerintah, terutama terkait aturan Zero ODOL (Over Dimension Over Load). Aksi ini juga menyuarakan tuntutan perbaikan nasib para pekerja jalanan.

Fenomena tersebut tidak muncul tiba-tiba. Para sopir menilai regulasi yang ada membuat pekerjaan mereka makin sulit. Terlebih, kebijakan terkait truk over dimensi di anggap memukul penghasilan harian mereka. Bendera Jolly Roger pun menjadi lambang perlawanan.

Pihak berwenang mulai angkat suara atas gerakan ini. Mereka mengimbau agar sopir truk tetap mengibarkan bendera Merah Putih sesuai aturan. Penggunaan simbol non-resmi dianggap tidak pantas dalam suasana perayaan kemerdekaan.

Bukan Sekadar Tren, Tapi Seruan dari Jalanan

Salah satu alasan pemilihan bendera One Piece karena karakter utamanya, Luffy, di anggap pemberani dan setia pada kru. Nilai-nilai ini di nilai selaras dengan semangat persaudaraan di kalangan sopir truk. Solidaritas antar pengemudi jadi kekuatan utama mereka.

Namun reaksi masyarakat pun beragam. Ada yang mendukung sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Tapi ada pula yang menilai ini sebagai bentuk ketidakhormatan pada simbol negara. Beberapa komunitas sopir menegaskan bahwa aksi ini bukan untuk melawan NKRI.

Baca juga : Hebat! Siswa SMA Riau Dapat Penghargaan dari NASA Usai Temukan Celah Keamanan

Gerakan ini menunjukkan adanya keresahan yang belum terselesaikan. Alih-alih hanya di lihat sebagai pelanggaran, suara sopir bisa jadi masukan berharga. Mereka ingin di dengar dan di hargai sebagai bagian dari roda ekonomi.

Hingga kini, belum ada sanksi resmi yang di jatuhkan terhadap para sopir yang ikut gerakan ini. Namun kepolisian telah memberi peringatan agar tetap menaati aturan penggunaan simbol negara. Pemerintah pun di harapkan membuka ruang dialog.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa protes bisa hadir dari berbagai bentuk. Bahkan dari bendera fiksi di belakang truk yang melaju di jalanan Indonesia.