Megadewa88portal,Jakarta – Transisi menuju energi bersih sering di anggap solusi utama krisis iklim global. Namun, di balik janji ramah lingkungan, ada ancaman limbah yang kerap terabaikan. Dari tahap produksi hingga pembuangan, energi terbarukan memiliki risiko lingkungan yang nyata.

Limbah Energi Terbarukan yang Kerap Terlupakan
Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), pada tahun 2050 dunia di prediksi menghasilkan lebih dari 78 juta ton limbah panel surya. Panel yang sudah tidak terpakai sulit di daur ulang karena mengandung kaca, silikon, dan logam berat. Jika tidak di kelola, limbah ini dapat menjadi masalah baru bagi lingkungan.
Hal serupa terjadi pada turbin angin yang menghasilkan bilah raksasa berbahan fiberglass. Bilah turbin sulit didaur ulang dan biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir. Padahal, satu bilah bisa mencapai panjang lebih dari 70 meter dengan bobot puluhan ton.
Selain itu, baterai kendaraan listrik juga menghadirkan tantangan baru. Baterai litium-ion mengandung kobalt, nikel, dan litium yang jika tidak di olah dengan benar dapat mencemari tanah serta air. World Economic Forum mencatat, daur ulang baterai global masih berada di bawah 10 persen.
Mengelola Energi Bersih Secara Berkelanjutan
Solusi energi bersih tidak cukup berhenti pada pemakaian panel surya, turbin angin, atau mobil listrik. Pengelolaan limbah dari hulu ke hilir harus dirancang sejak awal. Negara maju mulai mendorong konsep circular economy dengan mewajibkan produsen bertanggung jawab terhadap daur ulang produknya.
Baca juga : Prabowo: Pertumbuhan Ekonomi 7 Tahun Tak Sejalan Rakyat
Indonesia sendiri sedang merancang regulasi terkait pengelolaan limbah energi baru terbarukan. Tanpa langkah serius, transisi energi bisa menciptakan paradoks baru: energi bersih tapi limbah kotor. Karena itu, investasi dalam teknologi daur ulang sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur energi terbarukan.
Dengan kesadaran sejak dini, energi bersih dapat benar-benar berfungsi sebagai solusi iklim, bukan sekadar memindahkan masalah. Transisi energi harus beriringan dengan pengelolaan limbah yang transparan, inovatif, dan berkelanjutan.

1 Komentar