Megadewa88portal,Jakarta – Fenomena bediding kembali muncul di beberapa daerah Indonesia, khususnya wilayah dataran tinggi seperti Dieng, Malang, dan Bali. Bediding adalah kondisi suhu udara yang sangat dingin pada dini hari hingga pagi, biasanya muncul di musim kemarau. Suhu bisa turun drastis hingga mencapai 5 derajat Celsius, bahkan menyebabkan embun membeku menjadi lapisan es tipis.

Musim Kemarau dan Suhu Dingin Ekstrem
BMKG menjelaskan bahwa bediding terjadi akibat minimnya tutupan awan di malam hari sehingga panas bumi mudah lepas ke atmosfer. Dengan kondisi itu, udara pada dini hari menjadi jauh lebih dingin dari biasanya. Di dataran tinggi seperti Dieng, fenomena ini kerap memunculkan embun upas, yaitu embun beku yang menutupi permukaan tanah dan tumbuhan.
Fenomena ini memang menarik perhatian wisatawan karena menghadirkan pemandangan yang unik. Banyak pengunjung yang sengaja datang ke Dieng untuk melihat embun upas yang terlihat seperti salju. Namun, di balik keindahannya, bediding juga menimbulkan dampak serius bagi masyarakat, khususnya para petani.
Suhu ekstrem bisa merusak tanaman sayuran, kentang, atau cabai yang tidak tahan terhadap udara terlalu dingin. Petani terpaksa mencari cara melindungi tanaman mereka, misalnya dengan penutup plastik atau metode sederhana untuk mengurangi paparan suhu beku. Jika tidak di antisipasi, kerugian hasil panen bisa cukup besar.
Baca juga : Dari Hulu ke Hilir: Ancaman Limbah di Balik Energi Bersih
BMKG memprediksi fenomena ini masih akan berlangsung hingga puncak musim kemarau pada Agustus hingga September. Masyarakat di imbau menjaga kondisi tubuh dengan mengenakan pakaian hangat, mengonsumsi makanan bergizi, dan menghindari aktivitas berlebihan di udara terbuka saat dini hari. Udara dingin ekstrem juga bisa memicu masalah pernapasan, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Fenomena bediding adalah contoh nyata bagaimana alam memberikan efek ganda. Di satu sisi menghadirkan keindahan yang menarik wisatawan, di sisi lain menyimpan tantangan bagi kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat menyiapkan langkah antisipasi agar tetap aman dan produktif menghadapi musim kemarau tahun ini.

1 Komentar