Megadewa88portal,Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12 persen pada kuartal II 2025. Angka ini sedikit membaik dibanding kuartal sebelumnya yang berada di 4,87 persen. Tapi di balik kenaikan ini, ada tanda tanya besar soal ketahanan pertumbuhan jangka panjang.
Konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi penopang utama. Pemerintah juga mendorong belanja dan subsidi agar daya beli tetap terjaga. Namun tekanan global membuat arah pertumbuhan masih belum sepenuhnya aman.

Angka Naik, Tapi Fondasinya Masih Goyah
Meningkatnya risiko eksternal seperti perang dagang dan suku bunga tinggi bisa memperlambat momentum. Permintaan dalam negeri juga menunjukkan tanda-tanda melemah, terlihat dari melambatnya penjualan ritel dan kepercayaan konsumen.
Fitch Ratings bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan Indonesia menjadi 4,9 persen tahun ini. Mereka menilai pertumbuhan yang terlalu bergantung pada stimulus fiskal tidak cukup berkelanjutan. Dibutuhkan pembenahan struktural yang lebih serius.
Baca juga : Rukun Raharja Catat Laba Rp 250 M di Kuartal II 2025, Prospek Cerah Ke Depan
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada 2029. Tapi itu tak akan tercapai jika sektor produktif seperti industri dan manufaktur tidak di perkuat. Kualitas sumber daya manusia dan iklim investasi juga harus menjadi fokus utama.
Meski angkanya tampak menggembirakan, pertumbuhan 5 persen tidak cukup jika tak di sertai pemerataan dan penguatan sektor riil. Jika tidak hati-hati, kita hanya akan mencatat pertumbuhan yang bagus di atas kertas, tapi minim dampak ke masyarakat luas.

1 Komentar