Megadewa88 portal,JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan sentimen negatif, mencatat penurunan signifikan pada perdagangan sesi pertama. Pada pembukaan Senin pagi, IHSG tercatat berada di posisi 8.040, terkoreksi dari penutupan pekan sebelumnya. Pergerakan ini mengindikasikan adanya tekanan jual yang cukup kuat di pasar, seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap prospek ekonomi global dan dinamika pasar domestik.

Penurunan ini tidak terlepas dari sejumlah faktor fundamental yang memengaruhi psikologi investor. Secara global, rilis data ekonomi yang kurang menggembirakan dari negara-negara maju, khususnya Tiongkok dan Amerika Serikat, memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Selain itu, ketidakpastian seputar kebijakan moneter bank sentral utama, terutama The Federal Reserve (The Fed) AS, membuat investor cenderung mengambil sikap wait and see atau bahkan menarik dananya dari aset berisiko.

Di dalam negeri, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas global. Penurunan harga minyak dan batu bara turut menekan saham-saham di sektor energi dan pertambangan, yang memiliki bobot besar dalam perhitungan IHSG. Meskipun demikian, beberapa analis pasar melihat koreksi ini sebagai hal yang wajar dan merupakan bagian dari siklus pasar. Mereka menyarankan investor untuk tetap waspada namun tidak panik, mengingat fundamental ekonomi Indonesia secara makro masih cukup solid.

Baca Juga: Nilai tukar rupiah anjlok, dolar AS capai Rp16.600

Kepala Analis di sebuah perusahaan sekuritas, Bapak Agung Prasetyo, berpendapat bahwa koreksi IHSG hari ini lebih banyak didorong oleh faktor eksternal. “Tekanan datang dari sentimen global, di mana pasar bereaksi terhadap ketidakpastian ekonomi. Namun, kami melihat adanya potensi rebound di sesi perdagangan sore jika sentimen domestik, seperti data inflasi atau neraca perdagangan, menunjukkan hasil yang positif,” jelas Agung. Ia juga menambahkan bahwa sektor perbankan dan telekomunikasi masih berpotensi menjadi penopang IHSG di tengah volatilitas.

Meskipun IHSG mencatat penurunan, tidak semua sektor bergerak negatif. Beberapa saham di sektor konsumer dan properti justru menunjukkan pergerakan yang stabil, bahkan cenderung menguat. Hal ini menunjukkan adanya rotasi sektor yang dilakukan oleh investor, mengalihkan dana dari saham-saham siklikal ke saham-saham defensif yang lebih tahan terhadap gejolak ekonomi.