Megadewa88portal,Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah memengaruhi dunia penerbangan secara langsung. Sejumlah maskapai Eropa kini meninjau kembali rute penerbangan mereka ke Israel. Keputusan ini bukan semata karena politik, tetapi juga terkait biaya operasional dan masalah keamanan yang belum terselesaikan.

Maskapai seperti Ryanair dan Lufthansa telah mengumumkan penangguhan sementara penerbangan ke Israel hingga beberapa bulan ke depan. Ryanair menyatakan kemungkinan untuk tidak kembali beroperasi di Israel jika masalah biaya dan infrastruktur di bandara tidak di perbaiki. CEO Ryanair, Michael O’Leary, menekankan bahwa maskapai lebih fokus pada peluang pertumbuhan di pasar Eropa lainnya.

Tantangan Maskapai Eropa di Rute Israel

Lufthansa Group, yang mencakup Swiss, Austrian Airlines, dan Brussels Airlines, juga memperpanjang penghentian penerbangan ke Israel hingga pertengahan tahun 2025. Keputusan ini diambil setelah serangan terhadap Bandara Ramon di selatan Israel, yang meningkatkan kekhawatiran keselamatan penumpang dan awak pesawat. Faktor keamanan menjadi pertimbangan utama bagi maskapai yang ingin memastikan perjalanan tetap aman dan nyaman.

Selain faktor keamanan, aspek ekonomi turut menjadi pertimbangan. Penutupan terminal bandara yang lebih murah di Bandara Ben Gurion meningkatkan biaya operasional. Biaya tambahan ini membuat beberapa maskapai Eropa mempertimbangkan untuk menghentikan rute ke Israel secara permanen jika situasi tidak segera membaik.

Beberapa maskapai lain, seperti FlyDubai dan Aegean Airlines, telah kembali membuka rute ke Israel. Namun, banyak maskapai Eropa masih menunggu kepastian kondisi keamanan dan stabilitas ekonomi sebelum membuat keputusan jangka panjang. Situasi ini penting diperhatikan bagi wisatawan maupun pebisnis yang merencanakan perjalanan ke Israel.

Baca Juga : Jangan Lewatkan! 3 Destinasi Wisata Populer di Bogor

Ke depan, keputusan maskapai Eropa akan sangat bergantung pada perkembangan keamanan dan dukungan infrastruktur bandara. Maskapai harus menyeimbangkan antara keselamatan penumpang, efisiensi operasional, dan prospek bisnis. Bagi masyarakat internasional, perkembangan ini menjadi indikator bagaimana industri penerbangan menyesuaikan diri dengan situasi global yang tidak stabil.