Senin malam, 28 Juli 2025, kebakaran besar melanda Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan. Api mulai muncul sekitar pukul enam sore dan langsung membesar. Lebih dari 500 kios ludes terbakar, sebagian besar berisi sepatu, tas, dan barang-barang kulit.

Pedagang yang masih berada di sekitar pasar hanya bisa menyaksikan kiosnya dilahap api. Dua blok utama, D dan E, hangus dalam waktu kurang dari satu jam. Menurut dugaan awal, kebakaran dipicu oleh korsleting listrik, namun penyelidikan masih terus dilakukan.

Banyak pedagang tidak sempat menyelamatkan barang dagangan. Beberapa bahkan baru saja menyetok barang karena momen akhir bulan biasanya ramai pembeli.

Dampak Ekonomi Langsung Terasa

Pasar Taman Puring selama ini di kenal sebagai pusat sepatu dan aksesoris kulit dengan harga bersaing. Ribuan orang bergantung pada denyut ekonomi pasar ini mulai dari pedagang, tukang servis sepatu, porter barang, hingga pemilik warung kecil di sekitarnya.

Kebakaran ini memutus mata pencaharian mereka dalam semalam. Tidak sedikit yang mengaku kehilangan seluruh modal usaha. Beberapa bahkan tidak memiliki asuransi atau cadangan dana darurat. Ini bukan hanya kehilangan kios tetapi juga kehilangan pelanggan tetap dan jaringan usaha.

Pemulihan di prediksi tidak akan cepat. Banyak pedagang kecil kesulitan mencari tempat berjualan sementara. Pemerintah daerah menyatakan akan memberi bantuan tetapi realisasi dan waktunya masih belum pasti.

Aktivitas Warga Terganggu

Selama proses pemadaman, lalu lintas di sekitar Barito dan Mayestik lumpuh total. Beberapa rute TransJakarta harus di alihkan. Warga sekitar pun terkena dampak, terutama anak-anak sekolah dan pekerja yang biasa melintas di area tersebut.

Baca juga : Beras Oplosan Meningkat, Kategori Premium dan Medium Akan Dihapus

Selain macet, kepulan asap tebal sempat menyesakkan udara hingga radius beberapa ratus meter. Warga di minta menjauhi lokasi dan menggunakan masker. Beberapa toko dan kafe di sekitar juga memilih tutup lebih awal demi keselamatan.

Kebakaran ini menyisakan luka yang dalam. Bukan hanya bangunan yang terbakar tetapi juga harapan banyak orang yang hidup dari denyut ekonomi pasar. Kini mereka hanya bisa berharap ada tangan-tangan yang membantu mereka bangkit kembali.