Megadewa88portal,Jakarta – Kejadian tragis menimpa Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (37), yang di temukan tewas pada 21 Agustus 2025. Penyelidikan polisi mengungkap bahwa motif di balik penculikan dan pembunuhan ini adalah upaya untuk mencuri uang dari rekening dormant milik korban. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan oknum anggota TNI dan jaringan pelaku yang terorganisir.

Ilham Pradipta di ketahui memiliki akses penuh ke beberapa rekening dormant yang masih memiliki saldo signifikan. Rekening dormant adalah rekening yang tidak aktif, tetapi tetap bisa menjadi sasaran pencurian jika di kuasai oleh pihak tidak bertanggung jawab. Para pelaku berencana memindahkan dana tersebut ke rekening penampungan yang telah di siapkan sebelumnya.

Kronologi Penculikan dan Peran Pelaku

Menurut Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, aksi penculikan terjadi pada 20 Agustus 2025 di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tersangka AT, RS, Reviando Aquinas Handi (RAH), dan Erasmus Wawo (RW) terlibat langsung dalam penculikan. Korban di temukan tewas sehari setelahnya di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Dengan kondisi tangan, kaki, dan wajah terikat lakban hitam.

Pelaku utama, C alias Ken, diketahui bekerja sama dengan Dwi Hartono (DH), seorang pengusaha dan motivator. Untuk merencanakan pemindahan dana dari rekening dormant. Total ada 17 tersangka yang terlibat, termasuk oknum anggota TNI berinisial Kopda FH. Mereka terbagi dalam beberapa klaster, mulai dari aktor intelektual hingga pelaku penganiayaan fisik.

Kasus ini menyoroti bagaimana akses terhadap rekening dormant bisa disalahgunakan jika berada di tangan yang salah. Selain itu, kasus ini menunjukkan modus baru pencurian perbankan yang melibatkan aksi kekerasan fisik dan jaringan terorganisir.

Baca Juga : Asosiasi Ojol Ancam Matikan Aplikasi, Gelar Demo Besar di Kemenhub dan DPR

Pihak berwenang menegaskan bahwa mereka akan menindak tegas seluruh pelaku sesuai hukum yang berlaku. Penyelidikan masih berlangsung, termasuk menelusuri peran masing-masing tersangka dan kemungkinan adanya pihak lain yang terkait. Kasus ini menjadi peringatan penting bagi dunia perbankan dan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengelola akun dan akses keuangan yang sensitif.