Megadewa88portal,Jakarta – Pemanis buatan sering di anggap sebagai alternatif sehat untuk gula, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi tinggi pemanis buatan dapat mempercepat penurunan fungsi otak. Sebuah studi yang di terbitkan dalam jurnal Neurology mengungkapkan bahwa konsumsi tinggi pemanis buatan dapat mempercepat penurunan fungsi kognitif hingga 62%, setara dengan bertambahnya usia otak 1,6 tahun lebih cepat. Temuan ini tentu menjadi peringatan bagi banyak orang yang rutin mengonsumsi minuman atau makanan rendah kalori yang mengandung pemanis buatan.

Jenis Pemanis Buatan yang Perlu Diwaspadai

Studi tersebut meneliti tujuh jenis pemanis buatan yang umum di gunakan dalam makanan dan minuman rendah kalori. Seperti diet soda, yogurt rendah lemak, dan minuman energi. Beberapa pemanis yang terkait dengan efek samping antara lain Aspartam, Sakarin, Acesulfame-K, Eritritol, dan Sorbitol. Sementara itu, Tagatosa tidak di temukan memiliki kaitan signifikan dengan penurunan fungsi otak. Penurunan fungsi otak ini paling terlihat pada individu di bawah usia 60 tahun dan mereka yang memiliki diabetes. Meski hubungan sebab-akibat masih perlu di teliti lebih lanjut.

Ahli gizi dan neurolog merekomendasikan agar konsumsi pemanis buatan di batasi, terutama bagi mereka yang ingin menjaga kesehatan jangka panjang. Efek negatif pada fungsi otak bisa terjadi meskipun konsumsi di lakukan secara rutin dalam jumlah yang di anggap “aman”. Sehingga kewaspadaan tetap penting.

Baca Juga : Kebiasaan Napas Mulut Rusak Gigi dan Bentuk Wajah

Tips Menjaga Fungsi Otak

Untuk menjaga kesehatan otak, di sarankan mengganti pemanis buatan dengan alternatif yang lebih alami, seperti madu, stevia, atau sirup maple. Selain itu, pola hidup sehat sangat penting, termasuk makan makanan bergizi, rutin berolahraga, tidur cukup, dan mengelola stres dengan baik. Kombinasi gaya hidup sehat dan konsumsi pemanis yang bijak dapat membantu menjaga fungsi kognitif tetap optimal dan menunda penurunan kemampuan otak.

Masyarakat sebaiknya mulai menyadari potensi risiko pemanis buatan dan menyesuaikan konsumsi sehari-hari. Kesadaran ini penting agar kesehatan otak tetap terjaga, kualitas hidup meningkat, dan risiko gangguan kognitif di masa mendatang dapat di minimalkan.