Megadewa88 portal,Jakarta – Di hadapan publik, R.J. Lino, sosok sentral di balik kemudi Danantara, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja bank-bank BUMN. Sorotannya tertuju pada rendahnya penyerapan kredit investasi yang dianggapnya masih jauh dari harapan. Menurutnya, persoalan ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan cerminan dari kurangnya sinergi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah dan lembaga keuangan pelat merah tersebut.

Dalam sebuah kesempatan di kantornya di Jakarta, Rabu (17/9/2025), Lino dengan lugas menyatakan, “Jika pemerintah memiliki proyek-proyek strategis berskala besar, sudah seharusnya bank-bank BUMN dilibatkan sejak awal. Jangan hanya diberi tahu di ujung, melainkan diajak duduk bersama untuk merancang strategi penyalurannya.” Pernyataan ini menegaskan bahwa kolaborasi yang lebih erat adalah kunci untuk membuka keran pembiayaan investasi yang selama ini terasa tersendat.

Lebih jauh, Lino menggarisbawahi tantangan internal yang dihadapi perbankan BUMN. Selain birokrasi yang dinilai rumit dan menghambat, ia juga menyoroti minimnya inovasi produk. “Produknya itu-itu saja, tidak ada terobosan baru. Padahal, kebutuhan masyarakat terus berkembang dan menuntut solusi finansial yang lebih relevan dan beragam,” tambahnya. Kritik ini menjadi cambuk bagi bank-bank BUMN untuk berbenah, menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang terus berubah.

Baca Juga: Airlangga Soal Rp 200 T ke Bank: Tunggu Pernyataan Menkeu

Lino menutup pernyataannya dengan sebuah harapan yang jelas: pemerintah dan bank BUMN harus segera memperkuat kolaborasi. Sinergi yang kokoh adalah fondasi penting untuk meningkatkan penyerapan kredit investasi, yang pada gilirannya akan menjadi motor penggerak roda perekonomian nasional. “Ketika investasi bergerak, ekonomi pasti akan ikut bergeliat,” pungkasnya, memberikan optimisme bahwa dengan langkah yang tepat, pertumbuhan ekonomi yang lebih masif dapat terwujud.