Megadewa88 portal,Jakarta – Gangguan pencernaan, khususnya kesulitan buang air besar (konstipasi), merupakan masalah kesehatan yang umum, namun sering diabaikan. Untuk meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan kesehatan saluran cerna, seorang dokter spesialis gastroenterologi terkemuka baru-baru ini mengungkap secara terperinci mengenai kebiasaan gaya hidup sehari-hari yang secara signifikan berkontribusi terhadap kondisi susah BAB.

Pernyataan dari profesional medis ini menyoroti bahwa konstipasi kronis seringkali bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan konsekuensi langsung dari pola hidup yang kurang ideal dan dapat dimodifikasi. Pemahaman mendalam tentang kebiasaan penyebab susah BAB ini adalah kunci pertama menuju pencegahan dan penanganan efektif.

Analisis Medis: Empat Kebiasaan Penyebab Utama Susah BAB

Dokter tersebut menjabarkan empat kebiasaan utama yang secara ilmiah terbukti mengganggu motilitas usus dan menyebabkan susah BAB atau konstipasi:

  1. Asupan Serat yang Tidak Memadai (Dietary Fiber Deficiency): Ini adalah penyebab klasik dan paling sering terjadi. Serat, yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, berfungsi sebagai “agen pembersih” usus. Serat menambahkan massa pada tinja, mempercepat pergerakan usus, dan membantu tinja menahan air sehingga menjadikannya lembut dan mudah dikeluarkan. Kekurangan asupan serat secara konsisten membuat tinja menjadi keras dan kering.
  2. Dehidrasi Kronis (Inadequate Fluid Intake): Air memegang peranan krusial dalam proses pencernaan. Jika tubuh kekurangan cairan, usus besar akan menyerap air dari sisa makanan atau tinja untuk memenuhi kebutuhan hidrasi tubuh. Proses ini mengakibatkan tinja menjadi keras, padat, dan sulit bergerak di sepanjang kolon. Dokter menekankan bahwa dehidrasi, bahkan yang ringan, sudah dapat menjadi penyebab susah BAB.
  3. Mengabaikan Panggilan Alam (Ignoring the Urge): Ini adalah kebiasaan perilaku yang berbahaya. Banyak orang menunda atau mengabaikan dorongan untuk buang air besar karena kesibukan atau tidak adanya fasilitas yang nyaman. Ketika dorongan ini ditahan, air dalam tinja akan terus diserap oleh usus besar, membuat tinja semakin keras dan kering setiap kali ditunda. Secara bertahap, hal ini dapat mengganggu refleks alami usus untuk berkontraksi.
  4. Kurangnya Aktivitas Fisik (Sedentary Lifestyle): Aktivitas fisik tidak hanya baik untuk jantung, tetapi juga penting untuk kesehatan usus. Gerakan tubuh membantu merangsang kontraksi otot usus (peristalsis), yang mendorong tinja bergerak maju. Gaya hidup yang sangat minim gerak (sedentary) memperlambat seluruh proses pencernaan, membuat tinja tertahan lebih lama di usus, dan meningkatkan risiko susah BAB.

Rekomendasi Klinis untuk Perbaikan

Dokter menyimpulkan bahwa penanganan susah BAB harus dimulai dari modifikasi kebiasaan sehari-hari, sebelum mempertimbangkan intervensi farmakologis.

  • Peningkatan Serat Bertahap: Dianjurkan untuk meningkatkan asupan serat harian secara bertahap, mencapai target ideal 25 hingga 30 gram per hari, dengan tambahan air yang cukup untuk menghindari perut kembung.
  • Hidrasi yang Konsisten: Memastikan konsumsi air putih minimal delapan gelas per hari, atau lebih, terutama saat berolahraga.
  • Disiplin Buang Air Besar: Menetapkan jadwal teratur untuk mencoba BAB, idealnya 15-45 menit setelah sarapan, dan tidak menunda dorongan ketika ia datang.
  • Integrasi Gerak: Mengintegrasikan olahraga ringan atau sedang selama minimal 30 menit setiap hari untuk membantu memicu pergerakan usus yang sehat.

Baca Juga: Plester mulut tak terbukti kurangi dengkuran saat tidur

Wawasan yang diungkap oleh dokter ini berfungsi sebagai pengingat penting bahwa kunci kesehatan pencernaan terletak pada disiplin diri dalam kebiasaan hidup sehari-hari. Mengubah pola hidup yang keliru adalah langkah paling efektif untuk membebaskan diri dari belenggu susah BAB.