Megadewa88 portal,Jakarta – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kembali menyuarakan keprihatinan mendalamnya terkait isu kesehatan mental di kalangan remaja. Dalam sebuah pernyataan resmi, IDAI menegaskan bahwa keluarga dan sekolah memiliki peran krusial dan tak tergantikan dalam menciptakan lingkungan yang suportif untuk menunjang kesehatan mental para remaja. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya kasus depresi, kecemasan, dan bahkan percobaan bunuh diri di kalangan generasi muda. Bagi Megadewa88, penekanan ini adalah alarm penting yang seharusnya tidak diabaikan oleh para orang tua, guru, dan seluruh elemen masyarakat.

Menurut IDAI, keluarga adalah fondasi utama bagi perkembangan mental seorang anak. Lingkungan rumah yang penuh kasih, komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional dari orang tua merupakan benteng pertama yang melindungi remaja dari berbagai tekanan psikologis. Remaja yang merasa didengar dan dihargai di rumah cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan kemampuan adaptasi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan. Namun, di era digital ini, banyak orang tua yang justru terjebak dalam kesibukan dan mengabaikan komunikasi yang berkualitas dengan anak-anak mereka. Kesibukan ini menciptakan jurang komunikasi yang pada akhirnya membuat remaja merasa terisolasi dan tidak memiliki tempat untuk berbagi masalah.
Sekolah: Lebih dari Sekadar Tempat Belajar
Selain keluarga, IDAI juga menekankan pentingnya peran sekolah. Sekolah bukan hanya tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, melainkan juga ekosistem sosial yang membentuk karakter dan mental remaja. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi lingkungan yang aman dan nyaman, bebas dari perundungan (bullying), tekanan akademik yang berlebihan, dan stigma negatif. Guru dan konselor di sekolah harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kesehatan mental pada siswa. Program konseling yang mudah diakses dan tidak menghakimi sangat penting untuk membantu remaja yang membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Redakan Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami
IDAI menggarisbawahi perlunya kurikulum yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial-emosional. Pelajaran-pelajaran yang mengajarkan empati, manajemen stres, dan pemecahan masalah dapat menjadi bekal berharga bagi remaja untuk menghadapi kompleksitas kehidupan. Kegiatan ekstrakurikuler yang sehat dan positif juga dapat menjadi wadah bagi mereka untuk menyalurkan energi dan membangun hubungan yang bermakna. Dengan kata lain, sekolah harus bertransformasi menjadi mitra sejati bagi keluarga dalam merawat kesehatan mental anak.
Kolaborasi sebagai Kunci Sukses
Mewujudkan lingkungan yang ideal untuk kesehatan mental remaja bukanlah tugas satu pihak. Ini adalah upaya kolaboratif yang memerlukan sinergi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kesehatan, harus menyusun kebijakan yang mendukung inisiatif ini, mulai dari menyediakan pelatihan bagi guru, mengintegrasikan materi kesehatan mental dalam kurikulum, hingga memfasilitasi akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau.
Pernyataan IDAI ini adalah panggilan untuk bertindak. Kesehatan mental remaja adalah isu yang tidak bisa ditunda atau dianggap remeh. Mengabaikannya berarti kita mengorbankan masa depan generasi muda dan bangsa. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kita semua untuk lebih proaktif, peka, dan peduli terhadap kondisi mental anak-anak kita. Dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa mereka tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga sehat secara mental dan emosional.

1 Komentar