Megadewa88 portal,Jakarta – Pemaparan terhadap polusi udara bukan hanya berimbas buruk pada sistem pernapasan dan jantung, tetapi juga menyimpan ancaman serius bagi kesehatan otak. Penemuan ilmiah terkini menunjukkan korelasi kuat antara paparan partikel halus polusi udara, seperti PM2.5, dengan peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif, termasuk demensia. Paparan jangka panjang terhadap partikel-partikel ini secara bertahap dapat memicu serangkaian proses biologis yang merusak, menempatkan individu pada jalur menuju gangguan kognitif yang signifikan.

Para ilmuwan dari berbagai belahan dunia telah mengidentifikasi bahwa partikel polusi super kecil yang disebut PM2.5 dapat menembus sawar darah otak, sebuah mekanisme perlindungan alami yang dirancang untuk menjaga integritas sistem saraf pusat. Setelah menembus lapisan pelindung ini, partikel-partikel tersebut memicu peradangan saraf, sebuah respons imun yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan neuron dan jaringan otak. Peradangan kronis ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi sel-sel otak, mengganggu komunikasi antar-neuron, dan pada akhirnya, mempercepat penuaan otak.
Baca Juga: 5 Makanan yang Membantu Tingkatkan Fungsi Otak dan Memori
Selain peradangan, paparan polusi udara juga dikaitkan dengan stres oksidatif. Kondisi ini terjadi ketika produksi radikal bebas, molekul tidak stabil yang merusak sel, melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Di dalam otak, stres oksidatif dapat merusak protein, lipid, dan DNA, yang semuanya esensial untuk fungsi seluler yang optimal. Kerusakan seluler ini dapat mengganggu konektivitas saraf, menyebabkan penurunan memori, dan mengganggu kemampuan berpikir jernih. Dampak gabungan dari peradangan saraf dan stres oksidatif ini secara sinergis merusak struktur dan fungsi otak, meningkatkan kerentanan terhadap kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Peningkatan kesadaran akan bahaya polusi udara terhadap otak ini menggarisbawahi pentingnya tindakan pencegahan dan mitigasi yang lebih serius, baik dari individu maupun pemerintah. Mengurangi emisi gas buang, mempromosikan transportasi publik, dan berinvestasi dalam energi bersih adalah langkah-langkah krusial untuk melindungi populasi dari dampak neurotoksik polusi. Di level individu, penggunaan masker berkualitas, terutama di area dengan tingkat polusi tinggi, serta menjaga pola hidup sehat, dapat membantu meminimalisasi risiko. Edukasi publik mengenai bahaya ini menjadi kunci untuk memotivasi perubahan perilaku dan kebijakan demi masa depan yang lebih sehat.

1 Komentar