Megadewa88portal,Jakarta – Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan publik setelah menyampaikan pidato tegas yang mengkritik pengusaha yang hanya mengejar keuntungan pribadi. Dalam pidato itu, ia bahkan menggebrak mimbar sebagai bentuk penegasan sikapnya.
Prabowo memperkenalkan istilah “serakahnomics”, yang menurutnya menggambarkan pola pikir ekonomi yang hanya mementingkan keuntungan tanpa memikirkan dampak sosial. Ia menyebut perilaku ini berbahaya bagi keberlanjutan ekonomi bangsa.
Oleh Karena itu menurut Prabowo, praktik serakah dalam bisnis menjadi akar dari ketidakadilan ekonomi. Ia mencontohkan kasus pengoplosan beras subsidi menjadi beras premium lalu dijual dengan harga tinggi di pasaran.

Tindakan tersebut, kata Prabowo, sama saja mengambil keuntungan dari penderitaan masyarakat kecil. Ia menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan praktik semacam ini terus berlangsung.
Menolak Keserakahan, Menegakkan Pasal 33 UUD 1945
Prabowo mengingatkan kembali bahwa Pasal 33 UUD 1945 mengatur bahwa kekayaan alam di gunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Prinsip ini, menurutnya, harus menjadi pegangan seluruh pelaku usaha di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa pemerintah siap mengambil langkah hukum yang tegas terhadap pelaku kecurangan ekonomi. Tidak ada kompromi bagi pihak yang merugikan rakyat demi kepentingan pribadi.
Presiden Prabowo menyebut “serakahnomics” sebagai penyakit ekonomi yang harus di hapuskan. Kemudian Ia mengajak semua pihak untuk membangun sistem ekonomi yang sehat, beretika, dan berkeadilan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, kesenjangan ekonomi bisa di tekan, dan pemerataan kesejahteraan dapat tercapai.
Baca juga : Hasto Tiga Kali Jadi Sekjen PDI-P, Ganjar: Politik Bergejolak
Pidato ini mendapat sambutan meriah dari para hadirin. Banyak yang menganggap pernyataan Prabowo sebagai bentuk keberpihakan pada rakyat kecil.
Pesan yang disampaikan Prabowo diharapkan menjadi pengingat bagi semua pelaku usaha untuk mengutamakan etika. Agar Keuntungan seharusnya berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial.
Prabowo menutup pidatonya dengan ajakan untuk meninggalkan keserakahan dan membangun Indonesia yang lebih adil. Kemudian Ia optimistis bangsa ini bisa tumbuh kuat jika seluruh pihak memegang teguh prinsip tersebut.

Tinggalkan Balasan