MEGADEWA88 PORTAL,Jakarta -Ketua DPP PDI-P, Ribka Tjiptaning, menyampaikan bahwa peringatan peristiwa Kudatuli tahun 2025 terasa berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Ribka, nuansa kali ini terasa lebih suram karena Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, tidak bisa hadir akibat terjerat kasus hukum dan dijatuhi hukuman penjara selama 3,5 tahun.

Hasto Kristiyanto Sentenced to 3.5 Years in Prison for Bribery, ...

“Beberapa tahun terakhir kita selalu bersama sekjen, bahkan tahun lalu peringatannya cukup meriah. Waktu itu sempat ada insiden penyerangan, lalu kita melakukan aksi ke Komnas HAM. Tapi tahun ini tidak ada hal seperti itu, makanya saya tadi jalan dari Tugu Proklamasi, sekalian olahraga pagi, tapi juga karena suasananya terasa sepi dan menyedihkan,” ujar Ribka di Kantor DPP PDI-P.

Baca Juga: Ribka Tjiptaning: Ada Upaya Jatuhkan PDIP ke 7 Persen di 2029

Ribka menegaskan bahwa absennya Hasto bukan hanya sekadar ketidakhadiran secara fisik, tetapi mencerminkan tekanan yang tengah dialami partai.

Ia menilai putusan pengadilan terhadap Hasto merupakan bentuk kriminalisasi dan tekanan politik terhadap PDI-P.

“Kita tentu merasa prihatin. Mustahil kita bisa merayakan dengan semangat ketika sekjen kita sedang menghadapi tekanan hukum. Vonis yang dijatuhkan kepada beliau menunjukkan bahwa hukum masih belum berpihak kepada rakyat secara menyeluruh. Hukum tampaknya masih tunduk pada segelintir elite penguasa,” ucap Ribka.

Dalam kesempatan tersebut, Ribka juga menegaskan bahwa PDI-P masih menjadi korban ketidakadilan hukum di Indonesia.

Ia menyebut bahwa sistem hukum saat ini terus memperlakukan PDI-P secara tidak adil atau bahkan menindas.

Baca Juga: Angka Kemiskinan Turun di Indonesia , Diharapkan Menjadi 0 Persen

“PDI Perjuangan terus menjadi sasaran ketidakadilan hukum. Kami masih dikendalikan dan ditekan oleh sistem hukum yang tidak adil,” lanjut Ribka.

“Kalau kita melihat lebih dalam, sebenarnya yang mereka incar itu Ibu Megawati. Hasto hanyalah sasaran antara dalam serangan ini,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, DPP PDI-P menggelar peringatan 29 tahun peristiwa Kudatuli—kerusuhan 27 Juli—di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Minggu (27/7/2025).

Baca Juga : Anggota DPR Soroti Potensi Pelanggaran Privasi dalam Transfer Data RI ke AS

Peringatan ini diisi dengan kegiatan tabur bunga di halaman kantor yang dulunya menjadi lokasi bentrokan berdarah pada 1996.

Sejumlah pimpinan partai dan keluarga korban turut hadir dalam acara tersebut.

Sebagai informasi, Peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996 merupakan insiden berdarah di Jakarta yang melibatkan pengambilalihan paksa Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Study Tour: “Selama ini study tour itu ibaratnya piknik”

Tragedi ini menewaskan 5 orang, melukai 149 lainnya, dan menyebabkan 23 orang hilang. Kudatuli menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah politik Indonesia.