Megadewa88portal,Jakarta – Serangan udara Israel pada 10 Agustus 2025 menewaskan lima jurnalis Al Jazeera di Gaza, termasuk koresponden Anas Al-Sharif. Kejadian ini mengundang gelombang kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia. Keberanian para jurnalis dalam meliput konflik kembali menyoroti risiko tinggi yang mereka hadapi di zona perang.
Militer Israel mengklaim Anas Al-Sharif adalah anggota Hamas yang terlibat serangan roket ke wilayah Israel. Namun, klaim ini di bantah keras oleh Al Jazeera dan organisasi jurnalis internasional. Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembunuhan disengaja terhadap wartawan yang tengah menjalankan tugas profesional mereka.

Dampak Serangan Terhadap Kebebasan Pers
Kematian Anas Al-Sharif dan rekan-rekannya menjadi peringatan keras tentang bahaya yang mengancam kebebasan pers di daerah konflik. Anas di kenal sebagai jurnalis yang berani dan sering membagikan laporan langsung dari garis depan. Serangan ini menambah daftar panjang wartawan yang gugur dalam perang, memperlihatkan perlunya perlindungan lebih baik bagi pekerja media.
Pihak internasional menyerukan agar konflik tidak mengabaikan perlindungan bagi jurnalis dan media sebagai pilar demokrasi. Dunia juga di ajak untuk mengingat pesan terakhir Anas yang meminta perhatian global terhadap penderitaan warga Gaza.
Baca juga : Rekening Ketua MUI Diblokir, PPATK Beri Klarifikasi Penting
Kasus ini mempertegas betapa sulitnya menjaga netralitas dan keselamatan saat meliput konflik bersenjata. Melalui kejadian ini, semangat untuk memperjuangkan kebebasan pers dan hak kemanusiaan harus terus di gaungkan oleh semua pihak.

2 Komentar