Megadewa88portal,Jakarta – Kebiasaan menunduk terlalu lama, terutama saat menggunakan ponsel atau bekerja di depan komputer, bisa menjadi pemicu gangguan pada tulang leher yang berdampak lebih luas dari sekadar pegal.
Salah satu dampak serius yang perlu diwaspadai adalah penjepitan saraf leher, yang bisa menimbulkan gejala seperti nyeri kepala hingga kesemutan di tangan.

Dalam talkshow “Siaran Sehat” Kementerian Kesehatan RI, Selasa (29/7/2025), di Instagram @kemenkes_ri, dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT(K), dokter ortopedi subspesialis tulang belakang dari RSUP Fatmawati, mengingatkan bahwa kebiasaan menunduk adalah salah satu faktor risiko utama yang menyebabkan nyeri leher yang menjalar ke kepala dan tangan.
Baca Juga: Ngegym Tidak Bikin Otak Kosong, Ini Kata Ahli soal Manfaat Gym untuk Otak
“Tulang belakang itu satu kesatuan. Kalau terjadi penjepitan di bagian leher, bisa menyebabkan nyeri kepala, bahkan menjalar ke lengan dan kesemutan,” ujar Didik.
Menurut Didik, posisi kepala yang terlalu sering menunduk dapat memberi tekanan berlebih pada ruas tulang belakang bagian leher. Lama kelamaan, tekanan ini bisa menimbulkan penjepitan saraf.
“Sering kali kita nggak sadar kalau kepala kita terus dalam posisi menunduk, entah itu main HP, kerja depan komputer, atau bahkan saat membaca. Ini bisa membuat beban di tulang leher bertambah,” jelasnya.
Kondisi ini kerap tidak disadari pasien. Mereka datang ke dokter dengan keluhan nyeri kepala seperti migrain, nyeri leher yang terasa kaku, hingga kesemutan di tangan. Padahal, akar masalahnya ada di saraf yang terjepit di area leher.
Baca Juga: Rempah-Rempah: Kandungan Alami untuk Menunjang Kesehatan Tubuh
Gejala saraf kejepit akibat posisi menunduk berlebihan tidak hanya terbatas pada rasa pegal. Menurut Didik, beberapa keluhan yang umum dirasakan antara lain:
- Nyeri kepala yang terasa menusuk atau berat di satu sisi
- Leher terasa kaku dan tidak nyaman saat menoleh
- Kesemutan di tangan, terutama di jari-jari
- Kelemahan otot pada lengan dalam kasus yang lebih parah
“Kalau saraf terjepit makin berat, bisa timbul kelumpuhan atau gangguan fungsi ekstremitas,” ujarnya.
Pentingnya pemeriksaan dokter dan posisi tubuh yang benar
Didik menyarankan siapa pun yang mengalami gejala di atas agar segera berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi, terutama jika keluhan berlangsung terus-menerus atau memburuk.
“Kadang pasien datang terlambat karena mengira cuma masuk angin atau migrain biasa. Padahal, begitu dicek, sudah terjadi penjepitan saraf di tulang leher,” ungkapnya.
Sebagai langkah pencegahan, ia mengingatkan pentingnya menjaga postur tubuh saat beraktivitas.
Hindari menunduk terlalu lama dan usahakan posisi kepala sejajar dengan pandangan mata, terutama saat menggunakan gawai atau bekerja di depan layar.
“Kalau harus kerja lama, setiap satu jam sempatkan stretching atau gerakkan leher perlahan untuk mencegah kekakuan,” tambahnya.
Penanganan untuk kondisi saraf terjepit sangat bergantung pada tingkat keparahan. Dalam banyak kasus, terapi fisik dan perubahan gaya hidup bisa membantu meredakan gejala.
Namun, untuk kondisi berat, intervensi medis seperti fisioterapi terprogram hingga tindakan operatif mungkin diperlukan.
“Yang paling penting adalah mengenali gejalanya sejak dini dan tidak menyepelekan kebiasaan-kebiasaan kecil yang bisa berdampak besar,” tegas Didik.

1 Komentar