Megadewa88 portal,Jakarta, Indonesia – Fenomena panjang umur hingga mencapai usia seratus tahun atau lebih, yang secara statistik lebih sering didominasi oleh perempuan, telah lama menjadi subjek kajian intensif di kalangan ilmuwan dan gerontolog. Di tengah peningkatan harapan hidup global, muncul pertanyaan mendasar: faktor spesifik apa yang membuat perempuan memiliki keunggulan komparatif dalam meraih usia seratus tahun? Berbagai penelitian mendalam telah dilakukan untuk menyingkap rahasia di balik ketahanan biologis dan sosiologis kaum perempuan yang memungkinkan mereka melampaui batas usia rata-rata manusia.

Keunggulan Biologis dan Genetik: Peran Krusial Hormon dan Kromosom

Salah satu penemuan paling signifikan berakar pada perbedaan biologis dan genetik antara pria dan wanita. Secara genetik, perempuan memiliki dua kromosom X, sementara pria hanya memiliki satu. Keberadaan kromosom X ganda ini diyakini memberikan perlindungan genetik tambahan. Jika terjadi mutasi genetik pada salah satu kromosom X, kromosom X yang satunya dapat bertindak sebagai cadangan atau kompensasi, yang secara teori mengurangi risiko penyakit genetik tertentu dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan sel.

Lebih lanjut, peran hormon estrogen pada perempuan juga disorot sebagai faktor penentu. Hormon ini dikenal memiliki efek kardioprotektif (pelindung jantung). Estrogen membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan diketahui mampu mempertahankan tingkat kolesterol High-Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik yang lebih tinggi, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, yang merupakan salah satu penyebab kematian utama pada populasi lansia. Perlindungan alami ini memberikan perempuan modalitas biologis yang lebih tangguh di awal kehidupan, yang kemudian termanifestasi dalam usia yang lebih panjang.

Gaya Hidup dan Adaptasi Sosiokultural: Manajemen Stres dan Komunitas

Selain faktor biologis, kebiasaan gaya hidup dan kemampuan adaptasi sosiokultural perempuan juga memainkan peran vital dalam mencapai usia seratus tahun. Studi menunjukkan bahwa secara umum, perempuan cenderung lebih proaktif dalam mencari bantuan medis dan mematuhi anjuran kesehatan dibandingkan pria. Kesadaran yang lebih tinggi terhadap pencegahan dan perawatan dini ini berarti banyak masalah kesehatan terdeteksi dan ditangani sebelum berkembang menjadi kondisi kronis yang mengancam jiwa.

Baca Juga: Jantung koroner, ancaman dari pola hidup

Aspek sosial juga tidak dapat diabaikan. Perempuan seringkali dinilai memiliki jaringan sosial dan dukungan komunitas yang lebih kuat. Kemampuan untuk memelihara hubungan interpersonal yang erat dan terlibat aktif dalam kegiatan sosial terbukti efektif sebagai mekanisme manajemen stres. Keterlibatan sosial yang tinggi diketahui dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) dan meningkatkan fungsi kognitif, yang menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mental dan kualitas hidup di usia senja, sehingga secara tidak langsung mendukung pencapaian usia seratus tahun.

Respon Imun yang Berbeda dan Ketahanan terhadap Penyakit Kronis

Perbedaan mendasar lainnya terletak pada sistem kekebalan tubuh. Perempuan umumnya memiliki respon imun yang lebih kuat dan lebih cepat. Walaupun hal ini juga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit autoimun, pada konteks longevity, sistem imun yang responsif memberikan perlindungan yang lebih efektif terhadap infeksi dan penyakit akut, terutama di usia muda. Ketahanan ini membantu mereka bertahan melalui dekade-dekade awal kehidupan dengan kerusakan organ yang minimal.

Fenomena ini menunjukkan bahwa rahasia di balik usia seratus tahun yang dicapai perempuan bukanlah karena satu faktor tunggal, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara warisan genetik yang menguntungkan, perlindungan hormonal yang unik, dan keunggulan dalam manajemen gaya hidup serta jaringan sosial. Kombinasi faktor-faktor ini secara sinergis memperkuat ketahanan tubuh perempuan terhadap berbagai penyakit yang umumnya membatasi harapan hidup.